Potensi Benih Lobster Labangka“Untuk Labangka, Merdeka dengan Sumberdaya-Nya?”

Oleh: Muhammad Haikal Abdurachman, S.Pi., M.Si, Dosen Prodi Ilmu Perikanan UTS

Lobster air laut adalah salah satu komoditi perikanan dengan nilai ekonomis tinggi, tercatat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mampu memproduksi hingga 68.01 Ton, dengan area budidaya yang termanfaatkan <10%. Potensi benih yang begitu besar membuat Provinsi NTB mendapatkan perhatian begitu istimewa, tidak hanya dari pemerintah, tapi juga dari beberapa investor yang ingin bergelut dengan kegiatan budidaya lobster.
Menurut salah satu pakar cruatcea LIPI yakni Rianta memaparkan potensi benih lobster alam di laut Indonesia sangat besar dan diperkirakan mencapai 20 milyar ekor per tahun, sedangkan hasil kajian dari Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menemukan adanya potensi benih bening lobster pasir (Panulirus homarus) dan lobster mutiara (Panulirus ornatus) sebesar 278.950.000 ekor di 11 WPPNRI, dengan total proyeksi keuntungannya adalah Rp330 miliar. Sedangkan data KKP di tahun 2021, menunjukkan bahwa provinsi NTB menempati urutan pertama dalam pengembangan kegiatan budidaya lobster. Hal ini didasarkan atas sumber benih yang melimpah dan sustainable.
Provinsi NTB, dibagi menjadi dua pulau besar yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, sedangkan proyeksi pembangunan lobster estate yang telah gaungkan sejak dahulu oleh Pemerintah Pusat akan dilaksanakan di Kabupaten Lombok Timur. Beberapa daerah dengan kegiatan budidaya dan aktivitas penangkapan lobster di Pulau Lombok diantaranya Pantai Blongas, Teluk Sepi dan Pantai Pengantap. Pesisir pantai Selong Belanak, Gerupuk, Bumbang dan Teluk Awang, pesisir Pantai Batu Nampar, Teluk Ekas, Serewe, Rungkang dan Tanjung Luar. Secara umum Indonesia mengenal Pulau Lombok sebagai sentral penghasil benih dan lobster konsumsi, walaupun demikian banyak pertanyaan yang timbul salah satunya kenapa potensi Lobster Lombok begitu besar? sedangkan 2/3 luas wilayah lautnya berada di Pulau Sumbawa.
Selain Lombok, Pulau Sumbawa juga dikenal memiliki Potensi lobster yang tidak kala hebatnya. Di mana Sepanjang selatan (Kabupaten Bima – Kabupaten Sumbawa Besar) berpotensi sebagai fishing ground benih lobster yang belum bisa tereksploitasi sepenuhnya, diantaranya Pantai Labangka, Lunyuk, Pantai Lamaci, Teluk Cempi, Teluk Waworada dan masih sangat banyak tempat yang belum termanfaatkan yang belum diketahui potensinya. Menurut beberapa informasi dilapangan, aktivitas pengkapan benih kini mulai berkurang dan bahkan telah hilang seperti di lunyuk, pantai Lamaci dan Teluk Waworada. Kondisi yang memprihatinkan ditengah besarnya potensi benih yang dimiliki.

Tidak banyak dari segilintir rakyat menyalahkan takdir atas kejadian tersebut, mengapa hal tersebut bisa terjadi ? Jawabanya adalah karena regulasi dan aturan harga ditetapkan oleh para pembudidaya di Lombok, menyebabkan minat untuk menangkap menjadi menurun. Ketika benih lagi langka harganya bisa tembus Rp. 30.000 untuk jenis mutiara dan Rp. 24.000 untuk jenis Pasir. Tapi, ketika benih lagi musimnya dimana satu orang nelayan berhasil menangkap 800-900 ekor lobster/malam harga justru turun menjadi Rp. 5.000 – 6.000/ekor, tak jarang harga benih dihargai Rp. 2.000/ekor untuk lobster yang telah berpigmen atau parahnya tidak dihargai sama sekali. Berdasarkan Hasil survey dan data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis di Desa Labangka, total ada 6 dari 9 pengepul yang diketahui memiliki legalitas dan beroprasi dengan rata-rata waktu penangkapan adalah 38 hari pada Februari – Maret 2022, dengan total hasil tangkapan adalah 23.003 ekor. Nilai ini diproyeksikan adalah 70% dari keseluruhan pengepul yang diketahui, perlu digaris bawahi bahwa hasil penangkapan dilakukan pada saat tidak musimnya. Menurut keterangan beberapa pengepul yang berada di Labangka 1 dan 3, ketika memasuki musim tangkap puncak, seorang pengepul dapat memperoleh kurang lebih 11.000 benih selama ±3 bulan dengan rata-rata operasional penangkapan bisa mencapai 28 hari/bulan, hasil tangkapan tersebut keseluruhan didistribusikan ke Lombok.

Masih dengan Pulau Sumbawa, kalau wilayah Selatannya memiliki tipikal ombak yang besar kini kita beralih ke wilayah Utara dengan kondisi ombak tenang karena terlindungi dari lautan bebas. Pertanyaan terbesarnya adalah apa kelebihan dan potensi Wilayah Utara Pulau Sumbawa ?. Kita memiliki wilayah perairan dengan potensi pengembangan budidaya yang maksimal, bisa dibayangkan dari luasnnya wilayah tersebut pusat budidaya Lobster hanya ada pada Pulau Kaung, Pulau Bungin dan Sekitarnya. Mirisnya, beberapa pembudidaya menggunakan benih yang berasal dari Pulau Lombok dan tidak menutup kemungkinan benih tersebut berasal dari Pulau Sumbawa. Perlu diketahui hampir keseluruhan wilayah Utara Pulau Sumbawa berpotensi untuk kegiatan budidaya, beberapa diantaranya yang diketahui saat ini adalah teluk Prajak, pulau Medang, Teluk Saleh dan masih banyak lagi. Pemerintah selaku pemangku kebijakan dituntut harus bisa melihat potensi tersebut, dimana langkah superior yang dapat ditempuh saat ini adalah melakukan edukasi terkait lobster, datangkan para pembeli benih, hadirkan pasar lobster konsumsi, lakukan Integrated collaboration antara pembudidaya dan penangkapan benih di Pulau Sumbawa. Hal ini tentunya berdampak besar terhadap penetapan harga benih kedepannya, dimana kita dapat mandiri dengan adanya pilihan pasar selain Lombok yang artinya masyarakat dapat merdeka dengan sumberdayanya.

Fakultas Hukum UTS Teken MoU dengan BMKG Provinsi NTB

Sumbawa, 04 September 2024 – Fakultas Hukum Universitas Teknologi Sumbawa resmi...

Read MoreSeptember 9, 2024

Kacamata Akademisi: Pengelolaan Lingkungan yang Cerdas untuk Mengatasi Banjir di Empang, Sumbawa

Indonesia dikenal sebagai negara yang rentan terhadap bencana alam, dan...

Read MoreSeptember 9, 2024

Fakultas Psikologi dan Humaniora Gelar Coaching Clinic untuk Persiapan Seminar Internasional

Sumbawa- Fakultas Psikologi dan Humaniora mengadakan Coaching Clinic sebagai persiapan...

Read MoreSeptember 9, 2024

Tindak Lanjut Pelaksanaan Ospek, Wakil Dekan FRS Adakan Pertemuan dengan Ketua Organisasi Mahasiswa (ORMAWA)

Sumbawa Besar, – Wakil Dekan Fakultas Rekayasa Sistem, Nora Dery...

Read MoreSeptember 9, 2024