SUMBAWA BESAR, SR (31/08/2018)
Kelor sudah dikenal luas di Sumbawa, khususnya di daerah pedesaan, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Umumnya hanya diolah dan dikonsumsi sebagai sayur mayur. Salah satu contohnya di Desa Pemasar, Kecamatan Maronge. Masyarakat di sana hanya menjadikan kelor sebagai sayur dan tanaman pagar di pekarangan rumah saja. Padahal kandungan daun kelor memiliki banyak khasiat, dan dapat diolah menjadi banyak olahan seperti teh, masker, dan lain-lain. Karena itu mahasiswa UTS yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) melihat melimpahnya kelor sebagai sebuah peluang. Mahasiswa kemudian mengajak dan memberdayakan ibu-ibu yang tergabung di Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk turut serta pada 28 Agustus 2018 di Desa Pemasar Kecamatan Maronge. Daun kelor yang dipandang sebelah mata, kemudian diolah menjadi teh dan masker daun kelor, melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertemakan “Bersinergi Mengabdi untuk Desa”. Anggota PKK diberikan pelatihan oleh mahasiswa KKN UTS mulai dari pemilihan daun kelor, pembuatan, hingga rancangan pemasaran dari produk yang diberi nama “Moringa Tea” untuk teh, dan “ Masker KESAR” untuk maskernya, bertempat di Bale Pertemuan Desa Pemasar.
Ketua PKK, mengungkapkan bahwa Daun Kelor tumbuh subur di setiap pekarangan rumah warga Desa Pemasar dan dikonsumsi hanya sebagai sayur, dan tidak terpikirkan untuk mengolahnya menjadi teh dan masker. Padahal Daun Kelor sangat banyak manfaatnya baik itu untuk tubuh dan kulit manusia. Untuk itu ia selaku ketua PKK menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa KKN UTS karena sudah menginisiasi mengolah Daun Kelor menjadi Teh dan Masker Daun Kelor. Dengan adanya pengolahan produk Daun Kelor tersebut, tidak hanya menjadi solusi untuk meningkatkan pendapatan dari warga Desa Pemasar, tetapi juga mampu menciptakan produk unggulan yang nantinya menjadi produk khas Desa Pemasar. Produk ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan BUMDes dengan komitmen dan dukungannya untuk melanjutkan produksi teh dan masker ini dalam kegiatan sharing sassion pemberdayaan BUMDes yang juga menjadi rangkaian kegiatan KKN.
“Daun kelor memiliki banyak manfaat kesehatan dan keberadaan Daun Kelor sangat melimpah, sehingga pembuatan teh dan masker Daun Kelor ini adalah salah satu inovasi dalam mengolah daun itu memiliki daya jual. Tidak menutup kemungkinan juga bisa ada inovasi olahan produk lain yang berbahan dasar Daun Kelor,” tegas Sopian selaku ketua program pembuatan produk dari kelompok 30 KKN UTS. (BUR/SR)