Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir. Madani Mukarom, B.Scf., M.Si.
BatuAlang, (06/01/2019)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB mengungkapkan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) punya peluang besar menjadikan 510 hektar hutan yang dihibahkan Kementerian Kehutanan beberapa waktu lalu mengalahkan Kebun Raya Bogor. Hal ini disampaikan dalam acara Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia 2019 tingkat Kabupaten Sumbawa dan Hari Bakti Rimbawan tahun 2019 dengan kegiatan Penanaman Turus Jalan UTS, Minggu,(06/01/2019) yang berlangsung di Gelanggang Olahraga UTS.
“Kebun Raya Bogor hanya 50 hektar, itu bisa membuat hujan setiap hari di Bogor. UTS punya 510, sudah kalah dalam luasan. Koleksi jenisnya di Kebun Raya se-Indonesia. Di sini (mahasiswa UTS_red) ada orang Indonesia semua. Bawa dari daerah masing-masing, dua pohon tiap jenis. Nanti akan jadi kunjungan kedua orang setelah Kebun Raya, orang akan ke sini,” ungkap Ir. Madani Mukarom, B. Scf., M.Si.
Untuk mencapai hal tersebut, tambahnya, tidak terlepas dari andil mahasiswa UTS yang berasal dari penjuru Indonesia. Dengan partisipasi mahasiswa membawa tanaman endemik dari daerah masing-masing akan menjadikan hutan UTS sebagai tempat penelitian terbesar selain Bogor. Visi yang harus ditanamkan sedini mungkin dikalangan mahasiswa, menurutnya, adalah membangun Kebun Raya di hutan pendidikan tersebut.
“Para peneliti akan tahu, selain Kebun Raya Bogor, UTS juga punya koleksi tanaman se-Indonesia, bahkan dunia. Itu harus menjadi impian besar, luasnya berapa, lebih dari 500 hektar, kita kalahkan Kebun Raya. Jadi visinya, membangun Kebun Raya di hutan pendidikan UTS,” tegasnya.
Disamping itu, hutan sebagai media pariwisata perlu serta dikembangkan. Pengelolaan hutan menjadi destinasi wisata juga secara tidak langsung membantu Dinas Pariwisata dalam mempromosikan daerah setempat. Karena itu, ia mengimbau kapada mahasiswa untuk menciptakan sesuatu yang bisa menarik minat wisatawan.
“Jadi ini silahkan, di 510 hektar bangun sesuatu sehingga menjadi bagian destinasi wisata untuk membantu Kadis Pariwisata dan dari kami juga masuk, karena kita juga punya program membangun di destinasi,” tambahnya.
Selain membahas hutan, ia juga menanamkan kesadaran kepada peserta kegiatan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sesuai dengan top prioritas Gubernur NTB sampai 2023 dalam misi Zero Waste NTB, UTS diharapkan menjadi garda terdepan dalam menyukseskan program tersebut. “Saya mengirim 10 bak sampah percontohan, untuk pancingan, nanti dikembangkan oleh Pak Andy (rektor UTS). Ada 3 warna, itu semua harus mulai diisi. Jangan sampai sambil jalan menuju tempat asrama bawa makanan plastik sampahnya dibuang. Jadi, semuanya harus ditempat-tempat tertentu,” jelasnya.
Jumlah bantuan yang diberikan kepada UTS sendiri mencapai 830 ajir dengan alternatif bibit Alpukat 312 batang, Kelengkeng 288 batang, Trembesi 179 batang, Flamboyan 50 batang, Manggis 10 batang. Selain UTS, juga dilakukan penanaman di Lapangan Pacuan Kuda Penyaring sebanyak 370 ajir yang terbagi dalam 260 batang Mimba, 100 batang Trembesi, dan 50 Flamboyan.
Pada kesempatan sama, juga diberikan bantuan berupa peralatan HHBK kepada kelompok tani Madu Asli Sumbawa (MAS) desa Sempe, Kec. Moyo Hulu; Bantuan kemasan pengolahan Madu untuk Bumdes desa Semamung Kec. Moyo Hulu; dan alat pengolah dan pengupas Gadung untuk KTH Kartini desa Batu Tering Kec. Moyo Hulu.