Rektor UTS, Chairul Hudaya, Ph.D yang ditemui samawarea.com di sela-sela Wisuda Program Sarjana ke-V Tahun Akademik 2019/2020 Universitas Teknologi Sumbawa, Sabtu (12/9) mengakui sangat surprise dan tak menyangka respon dunia terhadap UTS. Tentunya ini merupakan kebanggaan bagi kampus maupun masyarakat Sumbawa.
Dikatakan Bang Irul—sapaan Rektor, ketertarikan calon mahasiswa asing ini setelah pihaknya membuka program GAS (Global Ambasador Scholarship) bagi seluruh negara di dunia. Kongkritnya, UTS menyurati sekitar 70-80 kedutaan besar Indonesia di luar negeri untuk menyampaikan mengenai progam tersebut sekaligus meminta bantuan untuk disosialisasikan di wilayahnya masing-masing. Dua bulan aplikasi ini dibuka, hasilnya mengejutkan. Tercatat 2.476 calon mahasiswa dari 80 negara di dunia yang mendaftar pada program ini. Melalui program Global Ambasador Scholarship ini, ujar Bang Irul, UTS memberikan beasiswa full, tiket pulang pergi dari negara asalnya ke UTS. Tak hanya itu mahasiswa asing diberikan uang saku dan disediakan asrama untuk tempat tinggalnya. Intinya mereka datang hanya untuk belajar. Meski banyak yang mendaftar, Bang Irul mengaku hanya menerima dalam jumlah yang terbatas sekitar 20—30 orang mahasiswa. Ini disesuaikan dengan dana yang terbatas. Namun demikian, calon mahasiswa asing yang tidak terakomodir untuk beasiswa full, bisa juga diterima dengan tawaran membayar biaya kuliah. Nanti UTS akan membantu dengan memberikan potongan biaya. “Kuliah di UTS kan murah, nanti yang biaya murah ini akan dipotong lagi. Ini tawaran kita bagi mereka yang tidak terakomodir beasiswa full,” jelasnya.
Saat ini, pihaknya sudah melakukan proses seleksi. Dari 2.476 calon mahasiswa asing ini, tercatat 1.030-an orang yang lolos seleksi administrasi. Sejauh ini masih berproses yang hasilnya nanti akan diumumkan. Bang Irul mengaku, program ini cukup menarik. Mahasiswa asing selain belajar di kampus, juga diwajibkan belajar tentang budaya Sumbawa termasuk Bahasa Samawa disamping Bahasa Indonesia. Seperti halnya mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri yang juga diharuskan belajar bahasa dan budaya setempat. Keberadaaan mahasiswa asing di UTS dipastikan sangat berdampak terhadap pengembangan pariwisata Sumbawa. Sebab mereka yang datang ini merupakan duta dari negaranya masing-masing. Sudah tentu akan mempromosikan tempat wisata dan budaya Sumbawa. Dengan sendirinya kearifan lokal Sumbawa akan mendunia. Karena itu UTS akan berkolaborasi dengan Pemda Sumbawa untuk mengambil peluang besar dan kepercayaan masyarakat dunia terhadap kampus dan daerah ini. “Ke depan, lingkungan akademik dunia tidak hanya kita rasakan namun juga kita hadirkan di daerah kita. Ini menjadi bukti bahwa slogan “UTS Membumi dan Mendunia” terus direalisasikan,” cetusnya. (JEN/SR)