KONSERVASI PENYU DI KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL NIPAH SEBAGAI UPAYA DALAM MENJAGA SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN PERAIRAN

Oleh: Nurul Amri Komarudin, M.Si. Dosen Teknik Lingkungan, Universitas Teknologi Sumbawa

Sumber daya perairan merupakan salah sumber daya alam yang dapat diperbaharui artinya keberadaannya selalu tersedia di alam dan dapat dihasilkan kembali, atau bisa didaur ulang, akan tetapi apabila pemanfaatannya dilakukan secara berlebihan tanpa memperhatikan keberlanjutannya, maka akan berdampak buruk bagi sumber daya perairan itu sendiri. Sumber daya alam yang ada saat ini memiliki hubungan antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Sehingga apabila salah satu ekosistem tersebut terganggu atau hilang maka akan berdampak pada ekosistem lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan upayan konservasi untuk menjaga kelangsungan atau keberlanjutan dari setiap ekosistem yang ada.
Dewasa ini slogan-slogan yang mengajak kita untuk menjaga alam, contohnya menjaga ekosistem biota laut seperti Penyu, dengan slogan yang mengatakan “Mari Kita Lindungi Penyu dan Habitatnya”, selain itu banyaknya kegiatan sosial dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat baik nasional ataupun internasional serta tidak ketinggalan instansi pemerintah yang sudah sering mengajak untuk bersama-sama menjaga sumber daya alam yang ada saat ini (termasuk sumber daya perairan). Pada dasarnya alam tidak butuh manusia, tetapi manusialah yang memerlukan alam. Itulah slogan yang sering muncul dan kita dengar, terutama pada beberapa tahun belakangan ini.
Penyu merupakan salah satu hewan air yang keberadaannya di lindungi, artinya secara hukum sudah jelas bahwa semua jenis penyu yang berada di Indonesia telah dilindungi, sehingga baik daging, kerapas, telur, dan semua produk turunannya, tidak boleh di eksploitasi dan diperjual-belikan. Lantas mengapa kita harus melindungi penyu? Apa fungsi penyu bagi manusia, sehingga kita perlu melestarikannya? apa sebenarnya fungsi penyu bagi kehidupan manusia? Ternyata faktanya fungsi Penyu bagi kehidupan manusia cukup mengejutkan. Menurut Wilson et al. (2014) Penyu berperan penting dalam menjaga ekosistem laut (perairan) yang sehat. Laut yang sehat akan menjadi habitat berjuta-juta ikan sebagai sumber protein penting bagi manusia. Contohnya Penyu Hijau (Chelonia mydas) yang menjaga keberlangsungan hidup Lamun dan Rumput Laut. Ketika Penyu menkonsumsi lamun (merumput) maka secara langsung penyu hijau telah membantu menambah nutrisi dan membantu produktifitas Lamun. Tanpa proses merumput yang konstan maka padang Lamun akan terlalu rimbun dan menghalangi arus laut, selain dapat menghalangi sinar matahari menembus ke dasar laut, akibatnya pangkal lamun akan mengalami pembusukan dan menciptakan habitat sejenis jamur.

Perilaku Penyu Hijau dalam memakan lamun juga membantu penyebaran lamun. Kebanyakan penyu memakan lamun hingga beberapa centi meter (cm) dari pangkal daunnya yang menyebabkan bagian ujung dan yang lebih tua akan hilang. Sebagai hasil dari seringnya penyu memakan daun lamun di bagian yang sama, maka lamun hidup menyebar, tidak terkumpul pada satu tempat. Artinya jika penyu hijau punah maka Padang Lamun juga akan menghilang dan otomatis ikan juga tidak akan ada lagi di lautan.
Peran dalam menjaga ekosistem laut yang sehat juga dilakukan oleh Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate). Dengan bentuk mulut seperti paruh burung, Penyu Sisik memakan berbagai jenis spons, dengan demikian mereka dapat mengontrol komposisi spesies dan distribusi spons dari ekosistem Terumbu Karang. Spons secara agresif bersaing berebut tempat dengan Terumbu Karang. Dengan memakan spons maka Penyu Sisik memberikan kesempatan kepada Terumbu Karang untuk berkoloni dan bertumbuh. Tanpa keberadaan Penyu Sisik maka spons sangat mendominasi terumbu karang yang bisa merubah struktur ekosistem terumbu karang. Pertahanan fisik dan kimia dari spons itu menghalangi ikan dan sebagian besar mamalia air memakan spons. Ketika Penyu Sisik merobek spons, maka nutrisi di dalam spons menjadi terbuka dan dapat dimakan oleh spesies laut yang biasanya mereka tidak dapat membuka lapisan luar dari spons tersebut. Jadi secara tidak langsung Penyu Sisik itu memberi makanan kepada ikan-ikan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka semakin menguatkan peran penting Penyu dalam ekosistem laut. Setiap spesies Penyu memiliki fungsi pengayaan keanekaragaman hayati dalam lingkungan laut. Adapaun cara Penyu mengambil peran penting dalam menjaga kesehatan laut antara lain dengan merumput (lamun), mengontrol distribusi spons, memangsa ubur-ubur, mendistribusikan nutrisi, dan mendukung kehidupan mahluk air yang lain. Menurunnya populasi Penyu, berbanding lurus dengan berkurangnya kemampuan Penyu melakukan fungsi pentingnya di laut. Sebenarnya laut kita sudah tidak sehat lagi akibat dari overfishing, perubahan iklim, dan polusi. Oleh karena itu sudah saatnya bagi kita untuk lebih serius melindungi Penyu dan mendorong bertambahnya populasi penyu sehingga menjamin sehatnya laut. Itulah beberapa manfaat dari Penyu yang ada di perairan Indonesia ini bagi kelangsungan ekosistem kita.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian habitat Penyu adalah dengan melakukan konservasi, salah satunya adalah kegiatan konservasi yang di lakukan di kawasan ekosistem esensial Pantai Nipah, kawasan ini juga dijadikan sebagai kawasan edukasi oleh Turtle Conservation Community (TCC) Nipah yang didirikan oleh pemuda setempat untuk membantu menyelamatkan satwa yang dilindingi yaitu Penyu. Kegiatan konservasi yang dilakukan adalah dengan cara melakukan patrol dan pemindahan telur penyu saat musim penelur dengan cara mengubur telur penyu agar terhindar dari adanya perburuan dan predator, melakukan penetasan alami, pembesaran tukik serta pelapasan tukik ke habitat asalnya. Dengan adanya kegiatan ini semoga bisa menjadi salah satu upaya penting untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan ekosistem penyu di perairan Indonesia.

Fakultas Hukum UTS Teken MoU dengan BMKG Provinsi NTB

Sumbawa, 04 September 2024 – Fakultas Hukum Universitas Teknologi Sumbawa resmi...

Read MoreSeptember 9, 2024

Kacamata Akademisi: Pengelolaan Lingkungan yang Cerdas untuk Mengatasi Banjir di Empang, Sumbawa

Indonesia dikenal sebagai negara yang rentan terhadap bencana alam, dan...

Read MoreSeptember 9, 2024

Fakultas Psikologi dan Humaniora Gelar Coaching Clinic untuk Persiapan Seminar Internasional

Sumbawa- Fakultas Psikologi dan Humaniora mengadakan Coaching Clinic sebagai persiapan...

Read MoreSeptember 9, 2024

Tindak Lanjut Pelaksanaan Ospek, Wakil Dekan FRS Adakan Pertemuan dengan Ketua Organisasi Mahasiswa (ORMAWA)

Sumbawa Besar, – Wakil Dekan Fakultas Rekayasa Sistem, Nora Dery...

Read MoreSeptember 9, 2024