SUMBAWA BESAR, SR (25/11/2018)
Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) kembali melahirkan sarjana baru. Pada angkatan kedua ini, universitas yang berada di kaki Bukit Olat Maras, Batu Alang Kecamatan Moyo Hulu tersebut mewisuda sebanyak 265 mahasiswanya pada jenjang pendidikan Starata 1 (S-1) di GOR UTS, Minggu (25/11). Momen bersejarah ini dihadiri Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah SE., M.Sc, Ketua Yayasan Dea Mas, Hj. Niken Saptarini Widiawati, SE., M.Sc, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 8, Bupati Sumbawa diwakili Asisten I Sekda Sumbawa, Dr. H. M. Ikhsan, Dirut Bank NTB Syariah Kukuh Rahardjo, Pimpinan Cabang BRI Sumbawa, Pimpinan OPD Pemkab Sumbawa dan Rektor UNSA, Dr. Syafruddin MM, serta orang tua mahasiswa.
Dalam kesempatan itu Rektor UTS sekaligus Ketua Senat, Dr. Andy Tirta M.Sc mengatakan bahwa wisuda kali ini merupakan yang kedua kalinya sejak UTS berdiri Tahun 2013 lalu. Pada Tahun 2018, mahasiswa yang diwisuda sebanyak 265 orang. Dan pada tahun yang sama, UTS menerima sebanyak 1.050 mahasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia. “Kami kembali mengantarkan kembali anak bapak ibu semua. Kami berdoa, wisudawan dan wisudawati hari ini menjadi orang yang gemilang. Orang yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang di sekitarnya,” kata Doktor Andy Tirta.
Para mahasiswa yang diwisuda sesuai dengan SK nomor 374/UTS/SK/11/2018 berasal dari Fakultas Bioteknologi, Fakultas Tekhnik, Fakultas Psikologi, Fakultas Tekhnologi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Ilmu Komunikasi. Disebutkan Rektor, banyak fakta menarik pada wisuda kali ini. Ada mahasiswa paling tua yang diwisuda dengan umur 56 tahun. Tidak sedikit juga antar mahasiswa dari daerah yang berbeda menjalin kasih dan menikah. Keanekaragaman latar belakang asal-usul daerah tidak menghalangi mereka. “UTS hadir di sini untuk memberikan jawaban atas tantangan yang ada. Kami ingin selalu hadir menjadi yang terdepan,” cetusnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Dea Mas, Hj. Niken Saptarini Widiawati, SE., M.Sc, mengatakan, wisuda ini menandakan bahwa UTS semakin matang dalam menyelenggarakan proses pendidikan. UTS juga siap bersaing dengan universitas lain dalam mencetak SDM unggulan. “Peristiwa ini tidak hanya menjadi kebahagiaan orang tua, mahasiswa maupun civitas akademika UTS saja, tapi juga kegembiraan seluruh masyarakat NTB,” ucapnya.
Untuk diketahui, ungkap Hj Niken—akrab istri Gubernur NTB ini disapa, Yayasan Dea Mas sudah berdiri sejak 2012. Dibentuk untuk mengubah masyarakat dan meningkatkan kualitas SDM. Saat ini Yayasan Dea Mas sudah memiliki beberapa level pendidikan. Pihaknya melayani pendidikan mulai tingkat PAUD, Sekolah Dasar (SDIT Samawa Cendekia), Sekolah Menengah Pertama (SMPIT), Sekolah Menengah Kejuruan berbasis pesantren (SMK Al Kahfi), dan sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Institut Ilmu Sosial Budaya (IISBUD), dan Akademi Komunitas (AKOM). Saat ini juga sudah memasuki tahun kedua dalam program pasca sarjana yang diselenggarakan UTS. “Mudah-mudahan tahun depan kita bisa mewisuda pasca sarjana kita,” katanya.
Dipaparkannya, saat ini jumlah yang dilayani Yayasan Dea Mas di atas lima ribu orang. Ia berharap keberadaan yayasan yang dipimpinnya dalam mengelola sejumlah lembaga pendidikan bisa bermanfaat dan mampu meningkatkan SDM masyarakat. Hasil ini tidak hanya dipersembahkan hanya untuk Sumbawa dan NTB khusunya tapi juga Indonesia.
Di bagian lain, Hj Niken mengingatkan para wisudawan bahwa momentum ini merupakan langkah awal untuk menghadapi tantangan kehidupan yang sebenarnya. Sebab, saat ini masyarakat menghadapi kompleksnya era global yang menuntut masyarakat untuk selalu belajar dan menambah serta memperluas wawasannya. Untuk selanjutnya bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat sekeliling. Karena itu, diharapkan kepada mahasiswa yang diwisuda untuk terus belajar dan selalu membawa nama baik almamater (UTS).
Sebanyak 20 mahasiswa UTS dari berbagai fakultas berhasil lulus dengan IPK tertinggi. Salah satunya Royhana Rizky Jilan Sakinah—mahasiswa Fakultas Psikologi. Saat ditemui SAMAWAREA, Ia mengaku bangga kuliah di UTS. Banyak pengalaman dan ilmu baru yang diperolehnya. “Dulu saya tidak tahu Sumbawa itu seperti apa. Hanya yang saya tahu Sumbawa itu cuma panas saja,” terang Hana—sapaan dara manis asal Jakarta ini. Selepas dari kuliah di UTS, Hana akan kembali ke Jakarta. Dengan keilmuan yang diperoleh saat kuliah di UTS menjadi bekal baginya untuk berkarier di ibukota. (JEN/SR)