Batu Alang, (6/12/3018)
Memorandum of Understanding (MoU) yang ditanda tangani Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan Universiti Technologi Petronas (UTP), Agustus 2018 di Malaysia beberapa waktu lalu bukan sekedar isapan jempol. Pasalnya, dua dosen dari universitas ternama di Malaysia tersebut hadir mengisi mata kuliah di UTS.
Saat ditemui media, Jumat, (07/12/2018), Assoc. Prof. Dr. Suriati Sufian, AMIChemE dan Dr. Nonni Soraya Sambudi masing-masing mengisi mata kuliah Mekanika Fluida di Prodi Teknik Mesin dan Termodinamika di Prodi Teknik Metalurgi. Keduanya mengajar selama 3 hari yang terbagi menjadi 6 sesi. Keduanya akan berada di Sumbawa selama 5 hari sejak kedatangannya Selasa hingga Sabtu mendatang.
Dr. Nonni mengungkapkan keberadaan keduanya merupakan salah satu bentuk follow-up dari MoU yang di tanda tangani. Dari beberapa point yang disepakati, untuk saat ini kerja sama masih di bidang akademik seperti kuliah umum dan pertukaran pelajar. Ke depannya kerja sama juga akan mengarah kepada kegiatan-kegiatan riset antar kedua belah pihak. Salah satunya dengan penawaran mahasiswa S1 yang bisa mengerjakan skripsi di UTP. Selain penawaran untuk mahasiswa, Ia juga mengungkapkan sanagat tertarik jika ada dosen-dosen UTS melanjutkan studi di UTP.
“Kami terbuka sekali jika ada mahasiswa tingkat akhir yang mau melakukan penelitian skripsi di UTP. Itu sangat diterima. Kita ingin kerja samanya berkelanjutan. Jadi, setiap tahun kita ada program-program yang dilaksanakan. Kita tertarik sekali kalau ada dosen-dosen yang mau melanjutkan studi di UTP S2 atau S3 kita akan menolong untuk mencarikan supervisor,” ungkapnya.
Perihal peluang beasiswa, Prof. Dr. Suriati Sufian dari Department Teknik Kimia menambahkan peluang beasiswa di UTP terbuka luas untuk dosen-dosen muda di UTS yang ingin melanjutkan studi S2 dan S3-nya. Sebagai ganti, penerima beasiswa hanya perlu bekerja selama 1 jam setiap harinya di UTP.
“Untuk peluang beasiswa Master sebanyak 1.300 ringgit, dan Phd 1.800 sebulan. Jadi sebagai gantinya mereka hanya perlu bekerja di UTP selama 20 jam untuk satu bulan. Yakni hanya selama 5 jam untuk satu minggu. Master lebih kurang 2 tahun dan Phd dalam 3,5 tahun,” ungkapnya.
Ia (Prof. Suriati) juga berharap kerja sama kedua belah pihak dapat terus terjalin dalam segala lini. UTS menurutnya merupakan bentuk lain dari UTP di masa 20 tahun silam. Dengan kolaborasi dan menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak, Ia yakin UTS akan menjadi kampus ternama. “Semoga kerja sama antara UTS dan UTP ini berkekalan. Apabila saya melihat UTS, saya melihat UTP pada 20 tahun yang lalu. Di mana kelengkapan masih kurang, pelajarnya sedikit. Tapi, perlahan-lahan kami mencari kolaborasi, MoU, di mana-mana university, dalam masa 10-20 this is we are now,” tutupnya dalam logat Malayu.
Dekan Fakultas Teknik, Huhammad Hidayat, S.T., M.T yang ditemui di tempat berbeda mengiyakan MoU itu selain pertukaran mahasiswa salah satunya adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat Tridaharma perguruan tinggi. Untuk pengiriman mahasiswa ke UTP tengah dilakukan seleksi dan akan didaftarkan hingga akhir Mei mendatang untuk mengikuti kegiatan UTP di bulan September selama 4 bulan.
“Pak Rektor sendiri, menarget untuk langkah akan mengirimkan 4 orang dan maksimun 8 orang yang akan diseleksi di fakultas-fakultas yang ada hubungannya dengan program studi yang ada di sana. Karena mereka akan kuliah penuh di sana. Untuk biaya riset sendiri ada tapi kami belum menawarkan kepada mahasiswa untuk riset tugas akhir di UTP. Sebenarnya jadwalnya sudah disediakan Januari, Mei, dan September,” jelasnya.
Salah satu hal penting, menurutnya, kerja sama tersebut bukan hanya dilihat dari segi kegiatan pengajaran yang dilakukan dua dosen UTP di UTS tapi juga merupakan langkah menjaga hubungan antar dua universitas . “Banyak yang kita harapkan sebenarnya, bukan hanya sekedar sampai pengajaran selesai, tapi kegiatan-kegiatan lain terutama masalah penelitian, join-join penelitian, dosen-dosen UTS melanjutkan sekolah, mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah. Atau mungkin nanti mereka juga akan mengirimkan mahasiswa mereka untuk magang di sini. Karena mereka punya program magang bukan hanya satu dua bulan tapi 6 bulan. Dan mahasiswanya bisa milih di mana saja di ASEAN,” tungkasnya.