Pemerintah Provinsi NTB berhasil mendorong lembaga pendidikan agar mampu memproduksi Cold Storage atau lemari pendingin bertenaga surya untuk sayur dan ikan secara mandiri. Rancangan Cold Storage kali ini berhasil diproduksi oleh Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dengan memberdayakan UMKM lokal. Ide besar Gubernur NTB Dr. H Zulkieflimansyah agar industrialisasi di bidang manufaktur atau industri perakitan mesin sederhana ternyata berhasil. “Mesin berpendingin atau Cold Storage berhasil di produksi anak-anak UTS. Ini tentu menjadi langkah paling menggembirakan,” kata Gubernur NTB Dr.H Zulkieflimansyah, Rabu (20/5/2020) petang.
Gubernur menegaskan, jika NTB memproduksi Cold Storage dalam jumlah besar, maka secara tidak langsung akan ikut meningkatkan nilai tambah serta kualitas tangkapan para nelayan dan peternak. Yakni mereka yang bergelut di usaha ikan, daging, sayur mayur dan buah buahan baik di desa pesisir dan perkotaan. Industrialisasi itu menurut Gubernur, bukan sesuatu yang akrab dengan pabrik besar dan mesin raksasa. Namun dengan pengetahuan, kemauan serta proses ‘Learning By Doing’ atau belajar sambil terus melakukan, industri perkakas serta perakitan mesin sederhana seperti Cold Storage ini bukan hal yang mustahil diwujudkan. “Saya rasa mesin mesin sederhana seperti ini bisa diserap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Agar nilai tambah usaha di bidang perikanan dan peternakan atau pertanian semakin maju dan berkembang,” tegasnya.
Sementara itu Rektor UTS, Dr. Chairul Hudaya mengatakan, Cold Storage yang diproduksi para civitas akademika UTS ini ramah lingkungan, karena sumber energinya berasal dari energi matahari (solar-powered cold storage). “Piranti ini dapat digunakan oleh para nelayan, dimana saat wabah Covid-19 ini terdampak karena hasil ikan tangkapannya tidak terserap oleh pasar,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa media pendingin dibutuhkan agar ikan tetap segar dan dapat dikonsumsi dalam waktu yang relatif lama. Biaya listriknya pun menjadi lebih murah karena menggunakan tenaga matahari.