Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah yang hadir pada wisuda ini mengatakan bahwa inovasi adalah salah satu kebutuhan dalam menyongsong masa depan. “Kita butuh inovasi karena itu adalah kebutuhan akibat perubahan zaman, perubahan lingkungan terutama inovasi teknologi. Mau berinovasi atau ketinggalan, berinovasi atau mati?. Untuk survive dan mampu bersaing di masa depan, kita butuh inovasi,” kata Gubernur. Sebagai pencetus dari program ini, Gubernur mengukapkan bahwa program Magister Inovasi ini dibuat bukan dengan tujuan yang biasa, namun memiliki tujuan yang besar.
Magister Management Inovasi ini adalah program Pascasarjana satu-satunya di Indonesia. Ia mencontohkan inovasi dalam bisnis yang memiliki tiga indikator, yaitu perubahan produk menjadi lebih baik, proses produksi yang lebih efisien baik waktu maupun biaya dan yang terakhir yakni pelayanan yang lebih baik. “Untuk memiliki produk yang lebih baik, proses yang lebih baik atau melayani pasar yang lebih baik butuh inovasi teknologi,” terang Gubernur yang kerap disapa Bang Zul ini.
Bang Zul menuturkan bahwa inovasi bukan sebuah hal yang gampang. Inovasi butuh waktu yang lama dan butuh biaya yang tidak sedikit, walaupun perubahan yang terlihat sangat kecil. “Inovasi itu butuh waktu, tidak tiba-tiba, butuh keteladanan, butuh pemaksaan dan lain sebagainya, jalannya panjang, berliku dan mendaki,” kata Bang Zul.
Disamping itu, Gubernur Lulusan University of Strathclyde UK ini mengingatkan kepada para wisudawan wisudawati bahwa inovasi itu berbeda-beda di setiap tempat. Oleh karena itu, ia meminta kepada lulusan Pascasarjana ini untuk meningkatkan kemampuan di masing-masing tempat. “Setiap industri, setiap sektor punya inovasi yang berbeda. Bukan berarti anda jadi Magister Inovasi, anda jadi ahli inovasi yang sama, minimal general teorinya sama, tetapi inovasi di setiap sektor itu punya cara yang berbeda-beda,” jelasnya.
Inovasi, lanjutannya, tidak hadir dalam suatu kevakuman, inovasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Hal ini yang disebut dengan sistem inovasi yang mana di dalamnya ada unsur pemerintah, industri, kampus, sekolah dan lembaga penelitian. Oleh sebab itu, inovasi butuh menejemen yang harus dipelajari. “Karena itu, inovasi harus diatur dikelola dengan baik, dan cara mengelola inovasi yang rumit inilah yang dipelajari dalam manajemen inovasi ini,” ungkap Bang Zul.
Proses menejemen inovasi adalah sebuah proses besar dalam merencanakan dan mengumpulkan semua sumber daya yang ada, mengarahkan agar inovasi itu menjadi nyata, dan pada akhirnya mengevaluasi rencana sehingga berbuah manis di ujungnya. “Kita berharap mudah-mudahan di masa yang akan datang, program Magister Manajemen Inovasi bukan hanya mendatangkan peserta didik dari Indonesia, tetapi juga mendatangkan peserta didik dari luar negeri,” harapnya.
Rektor UTS, Chairul Hudaya PhD mengungkapkan bahwa hari ini UTS untuk pertama kalinya mewisuda 36 wisudawan dan wisudawati Pascasarjana Magister Manajemen Inovasi. Adapun jumlah total yang telah diwisuda sejak tahun 2017 adalah 1.142. UTS juga membuka pendaftaran mahasiswa dari luar negeri dan ada 176 mahasiswa baru dari 86 negara berbeda yang sudah mendaftar. (Humas NTB)