Provinsi NTB adalah provinsi nomor 4 penyumbang pekerja migran terbanyak di Indonesia. Dulu mereka disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Buruh Migran Indonesia (BMI) dan kini berdasarkan UU No 18 tahun 2017, namanya berubah lagi menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Menurut Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), devisa yang masuk ke Indonesia dari PMI mencapai 159 T sekaligus menjadi “pemasukan” devisa nomor dua terbanyak bagi negara setelah sektor migas.
Hampir setengahnya dari 9 juta PMI di berbagai negara penempatan berangkat tidak prosedural. Mereka menggunakan jalur ilegal, diluar yang ditentukan negara. Akhirnya banyak masalah yang timbul. Ada gajinya yang tidak dibayar majikan, kurangnya keterampilan, perdagangan manusia, tenaga kerja tidak terampil dan lain sebagainya. Padahal sektor ini tentu menjadi sangat penting bagi perekonomian negara.
Pada Rabu, 04/11/2021 telah dilaksanakan penandatanganan MoU antara UTS dengan BP2MI. Penandatanganan kerjasama ini dilakukan langsung oleh Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph. D dengan Kepala Deputi Bidang Penempatan dan Perlindungan BP2MI Agustinus Gatot Hermawan S.H., M.H yang disaksikan langsung oleh Kepala BP2MI pusat Benny Rhamdani pada gelaran acara RAKORNIS BP2MI bertempat di Hotel The Stones, Kuta, Bali. Acara tersebut turut dihadiri oleh Menteri PAN RB, KEMNAKER, Menteri Keuangan, serta beberapa Kepala Daerah dan Walikota se Indonesia.
Rektor UTS menyampaikan, bahwasannya kerjasama ini merupakan bagian dari pengabdian pada masyarakat, dimana UTS bisa berkontribusi dalam membantu para Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk dapat dibekali keterampilan khusus yang terkait dengan pekerjaannya di negara penempatan melalui program training dan sertifikasi. Selain itu, UTS juga dapat mendampingi para PMI yang telah kembali ke kampung halamannya untuk membuka usaha yang diinginkan. Fakultas psikologi UTS dapat berperan aktif memberikan bimbingan konseling terhadap permasalahan permasalahan PMI yang sering timbul.
“Perguruan tinggi dengan segala sumber daya manusianya tentu bisa memberikan kontribusinya dalam peningkatan kualitas SDM dari para PMI. Kerjasama ini adalah sinergi antara perguruan tinggi dengan BP2MI dalam penanganan pekerja migran indonesia. Kedepannya, UTS sebagai lembaga pendidikan dapat membantu para PMI, agar mereka dapat dibekali keterampilan khusus yang terkait dengan pekerjaannya di negara penempatan melalui program training dan sertifikasi.”
Lebih lanjut Rektor UTS menjelaskan,
“Dukungan terhadap para pahlawan devisa tidak hanya berhenti disitu, UTS juga akan mendampingi para PMI yang telah kembali ke kampung halamannya untuk membuka usaha yang diinginkan. Kedepan, sinergi UTS dan Dinas Nakertrans Sumbawa akan terus ditingkatkan. Dibawah Kadis yang baru, Dr. Budi Prasetiyo, saya yakin negara akan hadir memberikan perlindungan dan pendampingan bagi para pahlawan devisa negara.” Pungkasnya.