Dosen UTS Latih Kelompok Wanita Tani Sembalun Tentang Teknologi Pengolahan Kentang dan Pentingnya Pemasaran Digital

SEMBALUN – Kalau di Jawa Tengah ada Pegunungan Tinggi Dieng dan di Jawa Timur ada Bromo, maka di Lombok ada Sembalun. Hamparan lahan hijau yang luas berlokasi di bawah kaki gunung Rinjani menjadikan Sembalun salah satu objek wisata utama di Pulau Lombok. Dengan semakin mendunianya Pulau Lombok sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia, secara otomatis semakin banyak pula wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Sembalun.

Selama ini, tidak ada oleh-oleh pangan olahan khas dari Sembalun yang dapat dibawa pulang oleh wisatawan. Padahal berbagai tanaman hortikultura seperti strawberry, bawang putih, selada, wortel dan kentang banyak dibudidayakan di lahan subur Sembalun. Diketahui sejak tahun 2019, banyak petani Sembalun yang beralih menjadi petani kentang. Hal ini dikarenakan kentang dapat tumbuh baik di segala musim tanam di Sembalun (bahkan saat off-season). Kentang hasil panen dengan grade A, B dan C dipasarkan ke industri pengolahan kentang di Pulau Jawa. Namun sekitar 30% hasil panenan tidak dapat diterima pasar industri yaitu grade D dan BS, karena ukurannya yang terlalu besar, terlalu kecil maupun tergores benda tajam saat pemanenan.

Permasalahan tersebut mendorong 2 Dosen UTS yaitu Ihlana Nairfana, S. TP., M.Si Dosen Teknologi Hasil Pertanian (FATETA) dan

Tomy Dwi Cahyono, S. Kom., MM., CDMP Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) untuk melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan mitra Kelompok Wanita Tani (KWT) Segara Muncar dan KWT Sembalun pada 22-29 Oktober 2022 yang berlokasi di Sembalun Agro Villa dan Resto. Kegiatan ini didanai oleh UTS melalui program Hibah Internal (HITS) 2022 dan bantuan pendanaan dari Universitas Mataram sebagai mitra PkM.

Agenda kegiatan PkM ini adalah pengenalan karakteristik bahan baku kentang dan pendampingan pengolahan kentang menjadi produk roti dan pia. Kentang merupakan salah satu sumber karbohidrat dan dapat diolah menjadi berbagai macam olahan yang enak dan bergizi. Kentang Grade D dan BS biasanya akan dipasarkan di pasar lokal maupun dikonsumsi sendiri oleh petani, namun popularitas kentang ini di pasar lokal kalah dengan kentang sayur, karena kentang industri apabila direbus akan lebih mudah hancur, sehingga perlu diolah lebih lanjut menjadi aneka produk pangan olahan.

Dari kegiatan ini, diharapkan lahir UMKM pengolah kentang baru di Sembalun, dan produk olahan ini dapat menjadi salah satu produk oleh-oleh khas Sembalun.

Materi yang disampaikan kepada para peserta diantaranya tentang Tata Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB), Pengemasan dan Pelabelan Produk oleh Ihlana Nairfana, S. TP., M.Si  dan materi tentang Pemasaran Digital disampaikan oleh Tomy Dwi Cahyono, S. Kom., MM., CDMP. 

“Wisatawan kalau datang ke Sembalun tidak mungkin membawa sayur dan buah segar sebagai oleh-oleh, karena sifat sayur dan buah segar mudah layu dan busuk. Terlebih untuk wisatawan luar pulau maupun mancanegara, buah dan sayuran itu sudah ada di daerahnya, dijual di swalayan. Namun jika diolah lebih lanjut, dikemas dan dipromosikan maka bisa menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Sembalun” ujar Ihlana Nairfana, S. TP., M. Si

Penjelasan terkait pentingnya pemasaran digital, metode-metode pemasaran serta aturan pemberian merek dan logo disampaikan kepada seluruh peserta, disamping itu dalam kesempatan tersebut tim UTS juga telah menyiapkan aplikasi digital untuk mengelola pencatatan kasir yang dinamai “Sikat Sembalun”, yang dapat dimanfaatkan oleh KWT Segara Muncar dan Sembalun kedepannya. “Dengan bantuan aplikasi ini, pelaku usaha nantinya dapat mencatat penjualan, pengeluaran, dan perhitungan keuntungan secara digital dalam hitungan menit, tidak perlu lagi mencatat secara manual” ujar Tomy.

Secara keseluruhan, kegiatan PkM ini berjalan dengan lancar dan sukses. Antusiasme peserta pendampingan terlihat dalam melakukan pengolahan, terlebih semua isian roti dan pia terbuat dari bahan baku lokal yang banyak dijumpai di Sembalun, seperti selai strawberry, selai murbei dan sayuran. Begitu pula saat para peserta mencoba aplikasi Sikat Sembalun. Hudayani salah satu peserta pelatihan memaparkan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan kelompok wanita tani di Sembalun. “Kami berharap kedepannya semakin banyak lagi kegiatan pendampingan, karena acara seperti dapat memberikan impak positif bagi kami yang baru memulai usaha pengolahan kentang” tuturnya.

Perilaku Eksisting Masyarakat Peternak di Sepanjang Sungai Brangbiji Sumbawa dalam Penerapan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM)

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (PSTL FTUI),...

Read MoreApril 3, 2024

Asesmen Lapangan Prodi Sosiologi UTS Terlaksana; Upaya Meningkatkan Standar Pendidikan

SUMBAWA – Program Studi Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan...

Read MoreApril 3, 2024

Dua Mahasiswi FTLM Wakili UTS dalam Ajang ON MIPA 2024

Sumbawa, 28 Maret 2024 – Dua mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa...

Read MoreApril 3, 2024

UTS Siapkan Elang Muda Untuk Pilmapres Nasional 2024 Mendatang

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Universitas Teknologi Sumbawa tahun 2024 telah...

Read MoreApril 3, 2024