UTS, Sumbawa- Berawal dari latar belakang yang ingin mengkolaborasikan berbagai disiplin ilmu dalam peraktek keilmuan, Hima Seni Musik UTS gelar kegiatan berdiskusi terkait Psikologi dan Seni yang laksnakan di Gedung Fakultas Psikologi dan Humaniora Rabu, 21/12/2022.
Diskusi tersebut yang diikuti oleh Tim Dosen FPH, Tim Dosen FISIP dan mahasiswa dari program Studi Seni Musik. Kegiatan ini di awali dengan sambutan dari Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D.
Dalam sambutannya Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D menyampaikan apresiasi kepada Program Studi Seni Musik bahwasannya kegiatan-kegiatan semacam ini perlu terus dilakukan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengeksplor kreativitasnya. “ Untuk mewujudkan kreativitas tersebut tidak hanya berfokus terhadap musiknya saja, akan tetapi bisa dengan menggali dari buku untuk dibedah bahkan dengan berkolaborasi dengan Program Studi lain, termasuk dengan Program Studi Psikologi untuk mengeksplor kreativitas dengan menjadikan musik sebagai therapy secara psikologis”. Tuturnya.
Disuksi Interdisplener merupakan sebuah interaksi antarsatu atau lebih yang langsung berhubungan maupun tidak melalui program-program penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis. Kegiatan diskusi terkait Psikologi dan Seni ini bertujuan untuk melihat kerkaitan dua displin dalam dimensi keindahan dan jiwa manusia.
Pemateri dalam diskusi ini yaitu Dosen Program Studi Psikologi Aisyah Putri Rawe Mahrdhika, M.Psi., Psikolog
Sebagai pemateri pertama, Aisyah menyampaikan bagaimana seni dapat menjadi Art Theraphy yang biasa digunakan untuk therapy juga sebagai pendekteksian sebuah masalah mental. “Penggabungan tentang pemahaman proses kreatif dan proses therapy yang akan menghasilkan karakteristik pada client. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya seni adalah salah satu bidang ilmu yang sangat menyenangkan oleh sebab itu dalam Psikologi kami gunakan sebagai media therapy karena memiliki aspek setelah sesi seni dilakukan dapat mengubah suasana hati menjadi lebih baik”. Tutur Aisyah.
Pemateri kedua yaitu Dosen Seni Musik Gigih Alfajar, M.Sn. menyampaikan sudut pandang dari keilmuan seni. “ Seni selalu dikaitkan dengan ilmu filsafat. Melalui seni seseorang dapat mencurahkan ungkapan emosinya yang berupa kemarahan atau berupa kesedihan dimana hal tersebut bisa mewujudkan sebuah karya seni. Dalam karya seni perlu adanya penyelidikan artistik dimana pendekan psikologi yang dapat membantu merumuskan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari filsafat terkait cara seni menyentuh emosi dalam diri seseorang”. Ungkap Gigih