Kunjungan hari keempat para diplomat yang mengikuti Program Sesparlu Internasional Kementerian Luar Negeri RI ke-20 di Kabupaten Sumbawa, menyempatkan diri menyambangi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Kamis (3/5). Mereka ingin menyaksikan kebhinekaan mahasiswa dan keindahan Ruang Publik Kreatif (RPK). Melihat pemandangan dan keasrian RPK, membuat Diplomat dari 9 negara dan 21 Diplomat senior Kementerian Luar Negeri RI tersebut, terkesima dan menyempatkan diri untuk beristirahat.
Rektor UTS Dr. Andy Tirta, M.Sc. yang langsung bertindak sebagai host dalam diskusi ringan menginformasikan lebih mendalam tentang keunggulan UTS dan potensinya ke depan sebagai kampus berbasis teknologi di Sumbawa. Penyampaian langsung dalam Bahasa Inggris ini cukup memberikan apresiasi yang baik bagi para tamu yang menempati area Amphi Teater RPK.
Selain memperkenalkan keberagaman mahasiswa yang berasal dari seluruh Indonesia, Rektor Muda itu mengundang utusan dari setiap Diplomat negara yang hadir agar mengirimkan calon mahasiswa dari negara masing-masing untuk melanjutkan pendidikan tinggi di UTS. “Send me the good candidates to study here, we’ll give them full scholarship until they finish their study,” ujarnya saat diskusi berlangsung.
Darianto Harsono Deputi Direktur Direktorat Amerika II Kementerian Luar Negeri RI pada saat diwawancarai menuturkan, kedatangannya ke UTS bersama Diplomat dari Meksiko, Kroasia, Australia, Vietnam, Laos, Myanmar, Timur Leste, Kamboja, dan Korea Selatan tersebut karena terkesan dengan penjelasan Rektor UTS saat mengunjungi Kerajinan Parang di Desa Talwa. Dengan keberagaman mahasiswa UTS, menurutnya menjadi nilai tersendiri dalam dunia pendidikan di Indonesia Timur. “Harapan kami UTS bisa terus maju, mendidik generasi muda Indonesia. Terkesan dengan mahasiswa UTS yang berasal dari seluruh Indonesia. Semoga bisa terus saling bekerjasama dalam keberagaman untuk Indonesia yang lebih baik,” jelasnya.
Kunjungan ke Sumbawa diakui Darianto adalah program Kemenlu RI untuk memperkenalkan Indonesia kepada diplomat-diplomat senior negara sahabat di samping mendorong penduduk Indonesia agar lebih mengenal negaranya sendiri. Kunjungan yang dijadwalkan sepekan itu, sejak hari pertama sudah melakukan pertemuan dengan Pemda Sumbawa dan berdialog di Dalam Loka, serta menyaksikan horse racing (pacuan kuda). Dilanjutkan ke Pulau Moyo pada hari kedua. Para Diplomat juga memilih Pulau Bungin di hari ketiganya, dan hari keempat menyaksikan Karapan Kerbau, kerajinan Parang di Desa Talwa, dan Tenun. “Kebetulan kami dari staf Kemenlu sendiri juga ada program diklat yang namanya Sesparlu Reguler, sehingga yang dari Indonesia dapat mengenal negaranya sendiri, yang dari internasional juga dapat belajar banyak mengenai Indonesia,” tutupnya. (SR)