Kompetisi bisnis yang diselenggarakan oleh Diplomat Sukses Challenge ke-10 (DSCX)–salah satu anak perusahaan Diplomat, telah memasuki grand final, Sabtu (14/9). Acara ini mempertemukan para pegiat start-up seluruh Indonesia maupun yang sudah mapan dalam bisnisnya di Surabaya. Digelarnya kompetisi tersebut, bertujuan untuk menjalin relasi bisnis sekaligus memperebutkan hibah usaha senilai Rp 2 Miliar. Kegiatan ini memang dilakukan bertahap, dari mulai penjaringan awal yakni Submit Proposal Bisnis, Ngevlog Bisnis, hingga adu Business Pitching. Kini mereka yang layak untuk ke grand final telah berjuang keras, pasalnya mereka telah berhasil menyisihkan 2000 lebih peserta lainnya di awal hingga 67 tim terbaik dalam adu presentasi bisnis. Adalah 20 startup yang dipilih dari tiap seleksi regional untuk masuk ke babak akhir di tingkat nasional.
Khotibul Umam, CEO Kirinyuh Center sekaligus Dekan Fakultas Bioteknologi, Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) adalah salah satu dari peserta yang berhasil tembus nasional untuk kembali mengadu kelayakan start-upnya dengan peserta lainnya pada 6 Oktober mendatang. Keunggulan startup yang dimiliki oleh Khotibul Umam yakni memiliki adding value dari sisi impact bisnis kepada masyarakat. Startup miliknya mendayagunakan rumput atau gulma yang mungkin bukanlah apa-apa dianggap oleh banyak orang, namun kini telah menjadi produk kesehatan dan obat. Kirinyuh atau sentalo, gulma pertanian yang menjadi obat bagi masyarakat Sumbawa, sedangkan di luar NTB mungkin tidak ada yang memanfaatkannya. Dari hal sederhana tersebut, dirinya mampu menghasilkan produk yang luarbiasa, begitu penuturan dari dewan juri kompetisi DSCX.
Menurut Khotibul Umam, pencapaian ini adalah berkah dari alam Sumbawa yang memiliki resources yang melimpah. Memang banyak sekali yang bisa digarap untuk menghasilkan inovasi produk-produk lokal yang berdaya saing global, asalkan ada kemauan untuk maju dan kolaborasikan dengan keilmuan. UTS menyediakan ranah tersebut untuk mengakselerasi kemajuan Sumbawa dari sumberdaya alamnya. “Kompetisi adalah cara untuk mengukur diri. Seberapa tangguh anda bertahan maka di sanalah peluang itu ada dan layak dipertahankan,” cetus Khotibul Umam.
Humas & Protokoler UTS