“Gig Economy VS Covied-19” judul proposal yang digawangi tiga dosen Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), terpilih dalam ajang Ideathon Indonesia 2020. Ideathon Indonesia 2020 merupakan kompetisi nasional pencarian inovasi yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Dengan tema “Gotong Royong Dalam Menghadapi Covid 19”, inovasi yang dicari dalam kompetisi tersebut dapat berupa ide, solusi, produk, platform, system atau aplikasi dengan tujuan bagaimana mencegah virus, mengendalikan virus, manajemen pelayanan dan perawatan pasien, mitigasi masyarakat, keberlanjutan bisnis serta metode pembelajaran jarak jauh yang dapat diimplementasikan dalam menghadapi covid 19. Tiga dosen UTS ini adalah Putri Reno Kemala Sari, MA (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTS), Shinta Essabela, MT (Dosen Fakultas Teknik) dan Diah Anggraini Hasari, M.Sc (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTS).
Putri Reno selaku leader, mengaku keberhasilan ini tak disangka. Pasalnya, mereka tidak memiliki persiapan yang matang, karena hanya ingin berpartisipasi dan tidak memiliki expektasi lebih. Hal ini mengingat persiapan yang sangat singkat. Diskusi singkat bersama tim karena dikejar deadline, berbuah manis. Proposalnya berhasil lolos ke tahap selanjutnya. 5590 proposal tersebut kemudian diseleksi administrasi yang dinilai oleh 54 reviewer nasional sehingga dipilih 2104 proposal yang lanjut ke tahapan berikutnya. Selanjutnya dilakukan seleksi substansi hingga menyusut menjadi 203 proposal. Tahapan berikutnya adalah penilaian panel ahli oleh 5 orang panelis dan menghasilkan 32 proposal yang maju untuk wawancara via zoom dan presentasi. “Dengan waktu singkat untuk persiapan materi PPT untuk bahan presentasi, materi yang harus menarik dan kreatif baik visual, isi, konten dan cara presentasi yang menarik, Alhamdulillah semuanya kami lewati dengan baik dan lancar,” ujar Putri Reno.
Tepat 8 Mei kemarin, Menteri Riset dan Teknologi, Bambang PS Brodjonegoro mengumumkan via YouTube, 17 proposal terpilih dan akan didanai LPDP. Seketika membuat hati mereka lega, karena dari belasan proposal itu, satu di antaranya milik mereka. “Lega rasanya karena nama tim kami terpilih dalam 17 proposal tersebut,” tambah Putri Reno.
Rektor UTS, Chairul Hudaya menyambut gembira sekaligus memberikan ucapan selamat kepada tim yang berhasil lolos. Disebutkan Bang Irul—sapaan Rektor muda ini, ada 39 proposal dari UTS yang telah ikut “gotong royong” dalam menghadapi covid 19 yang menjadi masalah di seluruh dunia. Ternyata dari sejumlah proposal ini, proposal berjudul “Gig Economy vs Covid-19” rupanya menarik perhatian para juri. Karena gagasnya akan membuat flatform untuk “meminjamkan” sumber daya yang terdampak Covid-19 dengan dunia usaha yang membutuhkannya dengan prisnip sharing economy. Sedangkan proposal lain yang belum berhasil, tetap mendapat perhatian kampus. Pihaknya akan menganggarkan proposal yang low-cost namun memiliki dampak yang siginifikan. “Akan kami danai untuk direalisasikan,” cetus Bang Irul.