Semangat gotong royong adalah salah satu budaya bangsa Indonesia, yang sejak dahulu telah melekat dan mengakar, melalui gotong royong, banyak hal dapat diselesaikan bersama-sama. Semangat gotong royong ini kemudian dijewantahkan dalam berbagai bentuk, salah satunya kolaborasi, yang dimana dimasa sulit pandemi 2 tahun sangat terasa manfaatnya, sangat membantu berbagai pihak untuk tetap survive. Tidak hanya personal, pemerintah, dunia usaha dan lainnya, kolaborasi ini juga sangat dibutuhkan oleh perguruan tinggi tidak terkecuali UTS.
UTS sejauh ini telah menjalankan bentuk kolaborasi kerjasama pentahelix atau multipihak sebagai langkah kongkrit memajukan universitas, ditambah dibawah kepemimpinan Chairul Hudaya, Ph.D kerjasama ini semakin terus ditingkatkan. Tak dipungkiri hal positif ini membantu kampus untuk tetap bertahan dan terus bergerak maju walau ditengah gempuran pandemi. Sadar akan pentingnya hal tersebut, UTS terus memperkuat, memperluas dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak.
Annual Meeting UTS 2022, telah sukses digelar pada 16/03/2022 lalu. Terselenggaranya event tahunan ini termasuk dalam rangkaian Dies Natalies ke-9 UTS, dan merupakan upaya untuk memperkuat hubungan kerjasama pentahelix dengan segenap mitra univeritas, yang sejauh ini telah memberikan dukungan untuk bertumbuhnya UTS. Acara yang digelar di Pendopo Kegubernuran NTB tersebut dihadiri oleh puluhan mitra kerjasama UTS yang terdiri dari pemerintahan/legislatif, industri/bisnis, perguruan tinggi, komunitas dan media.
Turut hadir Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah yang juga Pendiri UTS didampingi oleh Hj. Niken Saptarini Widyawati, S.E., M.Sc Ketua Yayasan Dea Mas yang turut memberikan apresiasi kepada segenap mitra universitas atas bantuan dan dukungannya kepada UTS, sehingga di usia 9 tahun ini UTS mampu mengukir namanya sendiri sebagai salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia Timur.
Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D dalam sambutannya memaparkan tentang berbagai pencapaian universitas dalam rentang waktu 9 tahun yang telah dilalui, dan rencana kedepan UTS yang ingin dicapai. “Sembilan tahun berlalu, telah banyak pencapaian diraih. Empat kepemimpinan rektor telah menorehkan banyak tonggak perjuangan. Dr. Zul sebagai rektor pertama banyak meletakkan pondasi yang kuat bagi kampus untuk melangkah. Rektor selanjutnya, Dr. Arief Witarto banyak menorehkan pencapaian termasuk dengan hadirnya Sumbawa Teknopark di lingkungan kampus. Dilanjutkan oleh Dr. Andy Tirta yang telah memberikan perkembangan hampir di seluruh bidang tridarma perguruan tinggi. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) UTS 2013-2036, periode saat ini memasuki periode yang ke-3 (2020-2024). Pada periode ini, UTS memfokuskan pada pengembangan dan pemanfaatan sumber daya melalui peningkatan produktivitas dan inovasi. Untuk memastikan hal ini bisa terealisasi dan tercapai, kami melakukan safari dan memberikan pemahaman kepada setiap lini, tentang kemana kampus ini akan diarahkan.
Lebih jauh Ia menyampaikan, “Terima kasih kepada delegasi dari pemerintahan/legislatif, industri/bisnis, perguruan tinggi, komunitas dan media yang telah hadir. Kami sangat mengapresiasi kerjasama yang telah terjalin selama ini. Kami percaya, jika bukan karena kolaborasi dengan segenap mitra yang meluangkan waktu untuk hadir saat ini, UTS tidak akan sampai sejauh ini.
Sejatinya kemajuan universitas itu adalah agregasi dari majunya individu per individu, baik dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan dan penunjang. Dukungan yang datang dari berbagai pihak, dalam bentuk kolaborasi adalah bahan bakar semangat yang akan terus membuat UTS terus bergerak dan berupaya untuk mencetak insan insan yang memiliki nilai nilai karakter : berintegritas, humanis, bertanggung jawab, religius, inklusif dan transformatif.” Tutur Chairul.
Mengutip dari sambutan Dr. Zul, bahwasannya UTS dibangun untuk memberikan kesempatan yang sama untuk anak-anak di Indonesia untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. UTS diharapkan akan mampu melahirkan semakin banyak engineer-engineer. Dimasa depan para Elang Muda semoga akan menjadi para pemikir dan praktisi ulung dalam membangun peradaban. Pentingnya melahirkan para insiyur bukan hanya dari kemampuan mereka menciptakan inovasi, teknologi, dan lain sebagainya, tetapi ‘the way of thingking’.