Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) baru saja menggelar Expo Kampus Merdeka yang bertajuk UTS Road to MXGP 2022. Gelaran ini merupakan agenda puncak dari Program Merdeka atau Membangun Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat. Terdapat 19 desa dan 7 fakultas yang berpartisipasi di dalam agenda tersebut. Termasuk puluhan UMKM yang turut serta memeriahkan acara tersebut.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Wakil Bupati Sumbawa, Dewi Noviany, S.Pd.,M.Pd tersebut merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Tinggi.
Di dalam agenda tersebut, para civitas akademika UTS menghadirkan beragam produk inovasi yang bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat. Salah satunya adalah pemanfaatan tumbuhan sisal sebagai salah satu bahan utama pembuatan papan komposit.
Menurut Dedy Dharmawansyah, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral (FTLM) UTS, Papan Komposit terdiri dari 2 jenis material yaitu polimer resin epoxy yang dipadukan dengan serat alam yaitu, serat sisal yang berasal dari tanaman Agave Sisalana.
Serat alam merupakan alternatif penguat komposit untuk berbagai komposit polimer karena mudah didapat dengan harga murah, ramah lingkungan, dapat terdegrasdasi secara biologi, dan memiliki densitas yang rendah.
Hingga saat ini, penghasil serat sisal di Pulau Sumbawa ada di PT. Sumbawa Bangkit Sejahtera (SBS) seluas 400 hektar tanaman sisal di Labangka, Sumbawa. Potensi sumber daya perkebunan sisal di Pulau Sumbawa sangat besar peluangnya untuk dapat memproduksi dan juga mengembangkan teknologi pengolahan sisal.
Menurut beberapa peneliti dari inovasi ini, serat sisal di ekstraksi dari daunnya. Satu tanaman sisal mampu produksi sekitar 200-250 daun dan dari satu daun terdiri dari 1000-1200 bundel serat. Dalam 100 kg daun sisal serat yang dihasilkan dari daun tersebut sekitar 3-4 kg (rendemen 3-4%).
Properties dari sehelai serat sisal memiliki selulosa 54-66%, hemiselulosa 12-17%, lignin 7-14%, sudut mikrofibrilar 20, dengan massa jenis 1,45 g/cm3, dan memiliki sifat mekanik yaitu tensile strength 444-552 Mpa, tensile modulus 9,4-22 GPa, tensile strain 2-2,5%.
Sifat fisik serat sisal memiliki panjang 1-1,5m dan diameter tiap helai sekitar 100-300μm. Berdasarkan sifat dan karakter yang dimiliki serat sisal, banyaknya selulosa yang terkandung dalam sisal untuk digunakan dalam aplikasi dengan kekuatan material tinggi. Biasanya, sisal digunakan sebagai filler/pengisi dalam komposit menggantikan serat sintetik.
Kedepannya, inovasi yang berasal dari Serat Sisal ini akan terus dikembangkan, mengingat manfaatnya yang sangat besar dengan cost yang jauh lebih murah. Beberapa keunggulan serat sisal sebagai bahan komposit adalah mudah diperoleh, material ringan, memiliki sifat mekanis yang kuat, tahan terhadap korosi, dan ramah lingkungan.
Dewi Noviany, S.Pd.,M.Pd mengapresiasi UTS sebagai lembaga pendidikan tinggi yang tetap berkomitmen dalam menghadirkan inovasi. “Kami berharap UTS terus menghadirkan inovasi, terutama yang berkaitan dalam meningkatkan hajat hidup masyarakat. Dalam expo ini, saya melihat banyak sekali potensi yang dapat dikembangkan,” ujarnya.