Internasionalisasi menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi guna meningkatkan citra positif, dengan meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan berskala internasional lewat berbagai bentuk program. Beberapa bentuk dari internasionalisasi ini sendiri adalah membuka kelas internasional, kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri dalam bentuk joint-research, membuka program pertukaran pelajar, serta publikasi ilmiah internasional. Hal ini juga terus dilakukan oleh UTS, melalui berbagai aktivitas ini tentu dapat meningkatkan kualitas akademik dan juga reputasi internasional dari perguruan tinggi.
Pada 03/11/2023 Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D menjadi narasumber dalam International Association of Science Parks and Areas of Innovation (IASP) 2023 bertempat di Daejeon, Korea Selatan. Konferensi Internasional tersebut diikuti oleh perwakilan industri, akademisi dari 40 negara yang dilaksanakan dalam rangka memperingati 50 tahun Daedok Innopolis, yaitu kawasan pengembangan sains, teknologi dan inovasi yang berpusat di Daejeon, Korea Selatan.
“Di hari ke-3 IASP conference ini, kami diminta menjadi pembicara dengan topik : attracting global talent. Kami UTS diminta bicara tentang bagaimana cara UTS melakukan rekruitmen talenta global, apa saja tantangan dan strateginya. Bagi kampus kampus besar, merekrut mahasiswa asing mungkin sesuatu yang mudah. Namun bagi kampus yang masih baru seperti UTS, yang terletak jauh dari kota besar (di desa), dengan keterbatasan infrastruktur, tentu bukan perkara mudah.“Terang Rektor.
Ia menambahkan, “Kami bercerita tentang program UTS Global Ambassador Scholarship yang dilaunching pada Juli 2020 saat pandemi sedang tinggi-tingginya. Kami mengirimkan surat kepada hampir seluruh perwakilan Indonesia di LN (kedutaan) untuk menyebarluaskan informasi mengenai beasiswa ini. Dari lebih 2000 an pendaftar kini UTS telah memiliki 19 mahasiswa asing dari 16 negara. Selain itu, kami juga mendatangkan visiting global professor untuk peningkatan penguasaan bahasa asing, merekrut Indonesian global doctoral, melaksanakan
Bahasa Indonesia Online Course yang diikuti oleh puluhan partisipan dari puluhan negara dan melaksanakan inbound/ outbound international mobility program.”
Dikatakan bahwa dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, internasionalisasi sebenarnya meniadi mudah dilakukan dan cenderung low cost. Oleh karena itu memindahkan talenta secara fisik dari satu tempat ke tempat lain sudah tidak diperlukan lagi di zaman ini. Orang bisa berada di negara manapun, tetapi “brain” dari talenta global ini dapat terhubung melalui sebuah networking hub. Jadi kolaborasi dengan para talenta global untuk sebuah kegiatan atau proyek dapat dilakukan secara remote.
“Dari 3 hari konferensi ini, kami banyak melakukan jejaring dengan mitra prospektif kampus, diantaranya dengan IASP di Spanyol, kolega dari China, Jepang, Korea, Eropa, Ghana, Filipina, dan lainnya. Kami merasa terhormat, kampus kecil yang berada di kaki olat maras ini kemudian mendapat perhatian yang begitu besar seperti ini, suatu kehormatan bisa menjadi narasumber untuk bisa sharing di kesempatan yang sangat berharga dan luas ini.” Pungkas Rektor UTS