Batu Alang, (11/11/2018)
Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) berhasil mencatatkan nama dengan menyabet juara 1 pada lomba Penulisan Sejarah Daerah yang diselenggarakan setiap tahun oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Sumbawa.
Berangkat dari keingintahuannya terhadap sistem pemerintahan yang dilakukan kesultanan Sumbawa, Ridho Fisabilillah Prodi Ilmu Komunikasi 2015 asal Bogor Jawa Barat berhasil menempati urutan pertama dari 22 naskah ilmiah populer lain yang terdaftar sebagai peserta lomba. Mengangkat judul “Pemimpin yang Tidak Melawan Arus (Sejarah Pemikiran Sultan Muhammad Kaharuddin III 1931 – 1958)” naskah yang dihadirkan Ridho (sapaannya) tersebut berhak menerima 5 juta rupiah sebagai hadiah yang diserahkan langsung oleh Bupati Sumbawa H.M Husni Djibril, B.Sc. pada hari Pahlawan 10 November 2018 di halaman Kantor Bupati Sumbawa.
“Awalnya saya penasaran untuk mencari tahu kenapa Sultan Muhammad Kaharuddin III menghentikan sistem kesultanan pada zamannya. Mengapa tidak mempertahankan serupa di beberapa tempat lain, seperti di Jogja misalnya,” pungkasnya.
Ia mengaku dalam mencari bukti tekstual mengenai menulis sejarah Sumbawa sangat sulit. Hal ini disebabkan karena banyak bukti sejarah yang sudah hilang dan tidak sempat diabadikan. Mengatasi permasalahan itu, sekaligus untuk menjaga kaidah kode etik sejarah, Ia menilik kehidupan Sultan Muhammad Kaharuddin III dari berbagai sumber, salah satunya adalah wawancara dengan komunitas perantau yang sudah lama ada di Sumbawa
“Kebanyakan bukti tersebut telah terbakar sejak lama atau biasa banyak orang menyebutnya dengan istilah perpustakaan yang terbakar,” tuturnya kepada Humas UTS.
Di sisi lain, menurutnya, menulis sejarah Sumbawa memiliki kesenangan tersendiri. Lanjutnya, Sumbawa diam-diam menyimpan segudang kejutan yang terkubur di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, ia berupaya memuncul hal tersebut ke permukaan agar masyarakat juga bisa merasakan sensasi rasa takjub yang ia rasakan.
“Saya berharap seseorang akan melanjutkan naskah yang saya tulis dan menceritakan keseluruh semesta bahwa Sumbawa lebih dari sekedar Tana Intan Bulaeng,” tutup pemuda kelahiran Serang itu.
Selain Ridho, pemenang lainnya yakni Rai Saputra berjudul “Gerakan Pendidikan yang Diusung Tokoh Nahdatul Oelama (NO) Era Pertengahan Abad ke-19 di Tana Samawa” menjadi pemenang kedua; Kodrat Hidayat dengan karya, “Empang di Masa Pemerintahan Lalu Mangandar Alam Desa Radan Tampa (1020-1931) sebagai pemenang ketiga; Jumianti Diana dengan “Perempuan Tamang di Sumbawa” sebagai pemenang keempat; Habib Sulismahendra Dkk, dengan karya, “Keris Dea Malela (Nafas Perjuangan Ismail Dea Malela dari Abad ke-17 hingga sekarang)” pemenang kelima; dan M Hendra Mayori Dkk, “Singa Podium dari Sumbawa, Satidjem (1928-2018)” sebagai pemenang keenam.