Demitrio Alristo Sale, mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Ilmu dan Teknologi Pertanian Universitas Teknologi Sumbawa, bersama dengan dosen pembimbingnya, Ihlana Nairfana, M.Si, telah menciptakan terobosan luar biasa dalam dunia pertanian dengan penelitian mereka mengenai pembuatan gula pasir berbahan dasar kurma.
Gula, sebagai salah satu komoditi perdagangan terpenting di Indonesia, umumnya diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Mayoritas gula di Indonesia diproduksi dari tebu, namun memiliki kelemahan terutama bagi mereka yang mengidap penyakit diabetes karena tingginya kalori. Oleh karena itu, Demitrio Alristo Sale dan timnya mencari alternatif bahan baku gula yang lebih sehat, dan pilihan jatuh pada kurma, salah satu komoditas pertanian yang berasa manis dan mudah didapatkan di Indonesia.
Proses pengeringan gula kurma dilakukan dengan menggunakan Food Dehydrator, disertai dengan berbagai metode uji, termasuk uji organoleptik yang melibatkan rasa, warna, dan aroma, serta uji kadar air. Dari hasil pengujian kadar air, terlihat variasi yang signifikan, dengan nilai tertinggi mencapai 27,38% pada pengulangan 3 dengan suhu 60°C selama 10 jam pengeringan, dan nilai terendah sebesar 8,11% pada pengulangan 1 dengan suhu 80°C selama 13 jam.
Uji susut bobot pada gula kurma menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 56,20%, dicapai pada perlakuan S1W1 (suhu 60°C, waktu 7 jam, pengulangan 3), sedangkan nilai tertinggi sebesar 63,56% ditemukan pada perlakuan S3W3 (suhu 80°C, waktu 13 jam, pengulangan 3).
Ihlana Nairfana, M.Si, sebagai dosen pembimbing, menyampaikan harapannya agar penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi standarisasi gula SNI (Standar Nasional Indonesia). Keberhasilan penelitian ini tidak hanya membuka jalan bagi terciptanya gula yang lebih sehat, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan pertanian di Indonesia. Diharapkan, temuan ini dapat menjadi langkah awal untuk memperluas pemahaman dan penerapan teknologi hasil pertanian yang berkelanjutan di masa depan.