Mengaplikasikan hasil praktik lapangan mata kuliah Biosensor dan Diagnosis Molekuler, mahasiswa Program Studi Bioteknologi Fakultas Teknobiologi Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) lakukan kunjungan ke Laboratorium Hepatica Mataram, Nusa Tenggara Barat. Senin, (07/05).
Dekan Fakultas Bioteknologi Khotibul Umam, M.Sc, ketika dimintai keterangan menjelaskan kunjungan studi yang juga didampingi Direktur Science Techno Park (STP) Dr. Arief Witarto, M.Eng. tersebut menjadi bentuk pembelajaran secara langsung pada pakar-pakar di bidang Biosensor. Umam (sapaannya) menambahkan kunjungan studi dengan pemberian kuliah oleh pakar sangat penting untuk menambah khazanah pemahaman mahasiswa secara komprehensif. Selain itu, kunjungan seperti itu bagus dalam mengenalkan lembaga penelitian agar mahasiswa memiliki referensi untuk fokus di bidang riset terutama saat magang dan penelitian akhir mahasiswa ke depannya.
“Sebagai satu satunya instansi yang fokus dalam pengembangan teknologi Biosensor di Nusa Tenggara Barat dan Indonesia umumnya, Laboratorium Hepatica merupakan tempat yang tepat untuk mengetahui cara mengaplikasikan keilmuan kami,” tuturnya kepada media UTS.
Kuliah umum yang menjadi salah satu sesi kunjungan tersebut menghadirkan dua tenaga senior Lab. Hepatica yakni Prof. Mulyanto dan Prof. Sulaiman. Menyampaikan materi Mekanisme Biosensor dalam deteksi Penyakit Hepatitis, perkuliahan diberikan secara komunikatif oleh kedua pakar secara bergantian sembari melihat aktivitas-aktivitas laboratorium, dalam proses pembuatan Kit Sensor untuk Rapid Test Hepatitis, pengemasan produk, hingga mekanisme pengujian.
“Kami senang dengan adanya kunjungan dari mahasiswa S1 apalagi ini dari Bioteknologi, biasanya yang penelitian ke sini S2/S3. Kami berharap ini bisa menjdi pembelajaran yang bagus untuk keilmuan adik-adik ke depannya,” ucap Prof. Mulyanto saat mengenalkan tentang instansi laboratorium Hepatika.
Sedangkan Prof. Sulaiman dalam kuliahnya menambahkan Teknologi Biosensor merupakan produk dari penerapan Biotek di bidang kesehatan, saat ini lab yang telah diakui secara internasional oleh World Health Organization (WHO), tengah mengembangkan deteksi penyakit Anthrax pada ternak secara cepat selain Hepatitis. Biosensor sendiri merupakan hilirisasi produk teknologi dari multidisiplin ilmu, yakni Bioteknologi, Kimia, Biologi, Fisika, dan Teknik. Sebagai teknologi yang sedang dikembangkan di Mataram, Biosensor sudah lama dikenal di lingkungan medis seperti deteksi kehamilan, deteksi gula darah, dan untuk deteksi penyakit. Di bidang lingkungan, Biosensor telah pula dikembangkan untuk mendeteksi Polutan di sebuah lingkungan. (a_n)