Batu Alang, (11/10/2017)
Visi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumbawa menciptakan pemilih cerdas juga dikampanyekan pada launching buku Komunikasi Politik 2.0 karya Miftahul Arzak, S.Ikom., MA dosen Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Kegiatan dirangkaikan dengan seminar bertema “Peran Media 2.0 dan Pemilih Muda sebagai Agen Penguatan Demokrasi di Indonesia”.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Sumbawa, Ir. Mustafa hadir langsung membuka kegiatan yang berlangsung di Aula Madilaoe ADT Lantai 3 Kantor Bupati Sumbawa, Rabu (11/10) pagi. Selain penulis buku Komunikasi Politik 2.0, hadir pula Ketua KPU Sumbawa Syukri Rahmat, S.Ag. dan Peneliti Olat Maras Institute Yadi Satriadi, S.Ikom sebagai pemateri.
Syukri Rahmat mengharapkan kepada 200 peserta yang hadir untuk menggalakkan visi KPU menciptakan pemilih cerdas dan berani menolak money politic. Menurutnya, regulasi yang mengatur bahwa kampus tidak bisa dijadikan wadah politik bukan suatu halangan bagi individu intelektual yang ada dalam ranah pendidikan, khususnya pendidikan tinggi untuk menjadi agen pemberdayaan dalam proses pemilu. Sebagai agen demokrasi, mahasiswa diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pemilu sehat, pemilih cerdas, dan menolak politik uang.
“Indikator pemilih cerdas salah satunya dapat memilih pemimpin tidak hanya berdasarkan kedekatan emosional atau karena uang, mereka akan dapat merekam jejak pemimpin yang akan dipilih.” jelasnya.
Dalam kesempatan sama, ia juga mengingatkan tanggal 27 Juni 2018 mendatang untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu serentak dan meminta kepada peserta untuk segera mengurus KTP Elektronik sebagai salah satu syarat mutlak keikutsertaan dalam pemilu.
Miftahul Arzak selaku penulis buku Komunikasi Politik 2.0 memaparkan pengaruh media terhadap perpolitikan Indonesia memiliki peran besar. Bahkan menurutnya, media sosial memiliki peran besar menciptakan image positif maupun negatif dalam masyarakat. Karena itu, ia mengimbau kepada seluruh pemuda-pemudi agar lebih bijak menggunakan media sosial.
“Dengan media sosial kita dapat merubah kampus, institusi, bahkan dunia” singkatnya dihadapan panelis.
Sebagai informasi, sebelumnya telah diselenggarakan kulbook (kuliah on facebook) yang berlangsung 4—6 Oktober lalu yang terdiri dari dua sesi dengan pembagian 1 sesi perhari. Sesi pertama membahas “Media Sosial dan Anak Muda”, sesi kedua “Berpolitik Melalui Media Sosial”. Kulbook itu sendiri merupakan bagian dari persiapan dan langkah awal menyambut seminar dan launching buku yang merupakan produk hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP) dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) tersebut. (*a/n)
humas.pr.uts@gmail.com