Sumbawa—ada yang unik terjadi di Universitas Teknologi Sumbawa, pada hari Minggu, tanggal 9 Oktober 2016, sebuah seminar bertajuk Seminar Pranikah atau “Semprani” yang diinisiasi oleh Lembaga Keislaman UTS, sukses menarik minat seluruh mahasiswa di Universitas Teknologi Sumbawa. Seminar itu diadakan di Aula Serbaguna Universitas Teknologi Sumbawa, dengan menghadirkan tiga pembicara yang memang mempunyai reputasi di bidangnya. Mereka adalah Ustad Joko P. Abdullah, S.Ag, dengan tema materi “Ayat-Ayat Cinta”, Ustazah Nurul Hudaningsih, M.T, dengan tema “Menjemput Jodoh, Siapa Takut?”, dan Ustad Sujarwo, S.Pt., M.AP. yang juga merupakan Ketua IKADI Sumbawa, dengan tema “Fikih Munakahat”. Tujuan dari diadakannya kegiatan “Semprani” tersebut adalah untuk mengukur seberapa kuat niat mahasiswa untuk membina kehidupan rumah tangga yang profesional.
Acara seperti ini boleh dikatakan unik. Alasannya pertama, karena seminar pra nikah umumnya dibuat untuk orang-orang yang berencana menikah dalam waktu dekat. Kedua, karena seminar ini diperuntukkan bagi mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa, khususnya untuk angkatan 2014 dan 2015 (semester lima dan tiga). Usut punya usut, seminar seperti ini dihelat agar mahasiwa Universitas Teknologi Sumbawa bisa memperbaiki niat dalam merencanakan masa depan.
Seminar berdurasi lebih dari 3 jam ini membahas berbagai masalah remaja, khususnya “bumbu-bumbu merah jambu” yang sering menghinggapi remaja. Cinta yang memang menjadi fitrah manusia adalah hal yang normal dan wajar jika terjadi di saat yang tepat. Namun menjadi tidak sehat jika cinta itu muncul dan berkembang sebelum waktunya.
Hal tersebut terlihat sepele saja, namun sebenarnya jika diperhatikan lebih jauh, dewasa ini banyak sekali fenomena mengerikan yang menimpa remaja kita terjadi karena cinta yang tidak tepat. Ustad Joko mengutip dua cerita dalam materinya di sesi pertama seminar, yaitu cerita mengenai kisah cinta Hayati dan Zainuddin dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karangan Buya Hamka, serta kisah cinta Pangeran William dan Lady Diana dari Kerajaan Inggris.
Pada cerita pertama, Ustad Joko yang merupakan Dosen Agama di UTS ini menyebutkan bahwa kisah Hayati dan Zainuddin adalah cinta yang hanya bersemi dalam jiwa, tapi tidak sampai hingga ke raga. Pada cerita kedua, cinta belum juga mengakar dalam jiwa, namun sudah dipersatukan dalam ikatan rumah tangga, maka yang terjadi adalah kandas di pertengahan jalan. Pembicara kedua, Nurul Hudaningsih, M.T membahas tentang apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menikah. Sementara pembicara ketiga, Ustad Sujarwo, S.Pt., M.AP, membahas tentang Fiqih (hukum) pernikahan dalam Islam.
Seminar pra nikah tidak hanya dilakukan pada level universitas. Tiga hari sebelumnya, Fakultas Teknobiologi juga mengadakan seminar pra nikah untuk mahasiswa Teknobiologi UTS seluruh angkatan. “Lebih khusus, seminar di Fakultas Teknobiologi menekankan pada aspek psikologis dan agama,” Ujar Lili Suharli, salah seorang dosen Teknobiologi.
Seminar pranikah ternyata mengundang antusiasme yang sangat tinggi dari mahasiswa. Sesuai dengan tema yang diusung dalam seminar, “Rencanakan dengan Pemahaman, Jalani dengan Kesiapan,” mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa diharapkan mampu membuat rencana masa depan yang lebih tertata. Apabila dirasa siap, maka menikah menjadi pilihan, namun jika dirasa belum siap, maka tinggalkanlah perkara semacam itu dan fokuslah terhadap pembelajaran akademik. (SMH)
*Penulis juga merupakan salah satu moderator dalam seminar tersebut.
