PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS NERACA LAHAN DI KECAMATAN PRAYA BARAT

Ditulis oleh:
LALU HERI RIZALDI S.TP., MT
(Dosen Teknologi Industri Pertanian, Universitas Teknologi Sumbawa)

 
Daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan mengarah pada bagaimana menjaga ketersediaan serta kebutuhan produksi pangan pada suatu daerah. Perubahan penggunaan lahan dan meningkatnya jumlah populasi penduduk memberikan dampak besar dalam memenuhi kebutuhan baik dalam penggunaan lahan pertanian, kebutuhan pangan, dan pemukiman. Populasi manusia yang semakin meningkat menyebabkan bertambahnya kebutuhan pangan dan tempat tinggal, karena itu dibutuhkan keseimbangan antara daya dukung lingkungan dengan pemanfaatan lahan yang ada. Penurunan kwalitas lingkungan mengakibatkan perbaikan rencana pengembangan pembangunan menjadi suatu hal yang mutlak untuk segera diwujudkan dalam upaya mengurangi laju peningkatan pembangunan pertanian.
Beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Tengah beralih fungsi menjadi lahan pariwisata dan pemukiman, dikarenakan Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Kabupaten Lombok Tengah ditetapkan dalam pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang bergerak di bidang pengembangan pariwisata. Alih fungsi lahan di Kabupaten Lombok Tengah terus bertambah akibatnya lahan pertanian makin berkurang, dengan rata-rata pengurangan lahan sebesar 10 Ha pertahun dalam kurun waktu 10 tahun dari total lahan pertanian produktif saat ini yaitu 50,000 Ha. Salah satu penyebab utama terjadinya alih fungsi lahan ini adalah pesatnya perkembangan pembangunan disektor pariwisata, sehingga sektor pendukung seperti perhotelan, perumahan, ruko, dibangun di atas lahan pertanian produktif.
Kecamatan Praya Barat merupakan salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Kecamatan Praya Barat berada di wilayah selatan yang berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia yang artinya memiliki garis pantai yang panjang. Pengembangan sektor pariwisata berdampak langsung terhadap pembangunan. Keberadaan Bandara International Lombok (BIL) memberikan pengaruh besar sebagai pintu gerbang masuknya pengunjung international maupun domestik. Besarnya permintaan lahan untuk menunjang pembanguan pariwisata seperti perumahan, perhotelan, tempat rekresai, infrastruktur jalan, ruko, dan fasilitas lainya sangat berkembang di Kecamatan Praya Barat. Alih fungsi lahan menuju Sektor parawisata memberikan dampak yang besar terhadap ketersediaan dan kebutuhan lahan. Ini menjadi tantangan yang harus dipenuhi agar sektor pariwisata semakin maju dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat terus tepenuhi. Wilayah dikatakan memiliki ketahanan pangan yang baik apabila pangan tersedia, bermutu baik, rakyat dapat membeli dengan harga terjangkau, dan rakyat tidak harus tergantung secara mutlak kepada sumber-sumber pangan wilayah lain. upaya penilaian suatu wilayah dalam mengukur produktivitas Biocapacity dan kemampuan penyediaan pangan secara mandiri adalah dengan melakukan penilaian daya dukung lingkungan berbasis neraca lahan, sehingga dapat menjadi acuan atau refrensi dalam mengambil kebijakan.

Melakukan analisis neraca lahan dibutuhkan beberapa data seperti data jumlah penduduk, populasi ternak, komoditas perkebunan, komoditas pertanian, palawija, buah-buahan sayuran dan data perikanan, dari data tersebut untuk mendapakan nilai kebutuhan dan ketersedian lahan eksisting dan tahun 2031 (RTRW). Selanjutnya, jumlah penduduk diproyeksikan sampai tahun 2031 (kondisi RTRW). Nilai kebutuhan dan ketersediaan lahan dibandingkan untuk mendapatkan status daya dukung lingkungan neraca lahan yang dianalisis sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2009, dengan kriteria jika ketersediaan lahan lebih besar dari kebutuhan lahan maka status daya dukung lingkungan neraca lahanya surplus, jika sebaliknya maka defisit. Status surplus memberikan gambaran bahwa wilayah tersebut masih dapat mencukupi kebutuhan produk hayati masyarakat setempat.
Perhitungan ketersediaan dan kebutuhan lahan diproyeksikan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah ketersediaan dan kebutuhan lahan pada tahun 2031. Proses simulasi dibuat dengan cara memproyeksikan jumlah penduduk sampai tahun 2031 dengan menggunakan metode aritmatik. Analsisis daya dukung lingkungan neraca lahan pada kecamatan praya barat menunjukan pada kondisi eksisting dan RTRW adalah surplus. Pada kondisi eksisting jumlah penduduk masih stabil dengan tingkat kebutuhan pangan yang tidak terlalu tinggi. Kondisi RTRW (tahun 2031) masih surflus, Meskipun terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk, Kecamatan Praya Barat masih dalam kategori surplus, hal ini disebabkan oleh tingkat ketersediaan lahan pada wilayah tersebut masih cukup dan pertumbuhan penduduk yang stabil. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan visualisasi dalam bentuk peta menggunakan software ArcGis 10.3 sehingga mengasilkan status daya dukung lingkungan neraca lahan dalam bentuk peta.

Perilaku Eksisting Masyarakat Peternak di Sepanjang Sungai Brangbiji Sumbawa dalam Penerapan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM)

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (PSTL FTUI),...

Read MoreApril 3, 2024

Asesmen Lapangan Prodi Sosiologi UTS Terlaksana; Upaya Meningkatkan Standar Pendidikan

SUMBAWA – Program Studi Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan...

Read MoreApril 3, 2024

Dua Mahasiswi FTLM Wakili UTS dalam Ajang ON MIPA 2024

Sumbawa, 28 Maret 2024 – Dua mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa...

Read MoreApril 3, 2024

UTS Siapkan Elang Muda Untuk Pilmapres Nasional 2024 Mendatang

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Universitas Teknologi Sumbawa tahun 2024 telah...

Read MoreApril 3, 2024