Isu lingkungan hidup telah lama menjadi topik yang paling banyak dibahas, tak terkecuali di Indonesia. Rusaknya sumber daya alam dan lingkungan, menunjukkan etika dan moral lingkungan belum sepenuhnya menjadi pedoman manusia dalam berperilaku sekaligus menghargai alam, terlebih contohnya demi pemenuhan pembangunan yang jauh dari kata berkelanjutan. Istilah konservasi sumber daya alam semakin sering dipergunakan dalam wacana publik seiring meningkatnya berbagai masalah, tekanan, kerusakan lingkungan hidup. Meski hingga sekarang, konservasi maupun pembangunan berkelanjutan masih banyak diperdebatkan oleh berbagai kalangan, sesuai latar dan pemahaman masing-masing.
Konservasi banyak dipahami masyarakat luas sebagai aturan yang membatasi kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya alam. pada praktiknya konservasi secara nyata sulit dilakukan, Meskipun isu penyelamatan lingkungan hidup telah digaungkan di dunia sejak 1970 dan pencanangan program konservasi Indonesia telah dilakukan sejak 1983, akan tetapi penerapannya sejauh ini, belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan. Memang, butuh waktu dan upaya yang tidak sedikit dan lebih gigih dalam mengurai permasalahan terkait isu lingkungan hidup ini.
UTS sebagai salah satu institusi pendidikan sejak awal juga telah concern dan ikut berpastisipasi dalam upaya penyelamatan lingkungan, lewat berbagai kebijakan universitas, penciptaan teknologi ramah lingkungan atau tepat guna, dan lainnya. Salah satunya dengan menghadirkan disiplin ilmu terkait konservasi sumber daya alam di universitas. Pada 30/11/2021 UTS secara resmi telah menerima SK Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam, yang diberikan langsung oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa, M,Si dan diterima oleh Dekan Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral (FTLM) UTS Dedy Dharmawansyah, S.T., M.T. bertempat di kantor LLDIKTI Wilayah VIII, Denpasar Bali. Dengan diterimanya SK tersebut, FTLM UTS resmi memiliki 4 jurusan, yaitu Teknik Sipil, Teknik Metalurgi, Teknik Lingkungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
“Perkembangan teknologi juga harus sejalan dengan isu-isu Lingkungan. Teknologi ramah lingkungan menjadi slogan yang tepat untuk menyandingkan keduanya. Sehingga perlu ada program studi yang benar-benar fokus dalam pelestarian Sumber Daya Alam yang harapannya sebagai penyeimbang perkembangan Teknologi yang kiat pesat saat ini. Semoga prodi ini semakin berkembang dan muncul generasi pelestari Lingkungan yang mana juga sejalan dengan program pemerintah contohnya terkait zero waste.” Ungkap Dekan FTLM UTS.
Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph. D menyampaikan dengan penambahan prodi baru Konservasi Sumber Daya Alam ini akan menjadi semangat baru dalam dunia pendidikan khususnya di Sumbawa. Ini menjadi salah satu upaya kami dalam memberikan pilihan belajar bagi anak-anak kita. Melalui Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam UTS semoga dapat mencetak para ahli lingkungan hidup yang dapat memberikan harapan bagi tatanan kehidupan di masa depan. “Selamat untuk FTLM bertambah keluarga baru.”