Sumbawa (UTS) – Pada tahun ini, Dikti kembali mengadakan Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) sebagai upaya membimbing mahasiswa menjadi pribadi yang tahu dan taat aturan, kreatif dan inovatif, serta objektif, kooperatif dalam membangun keragaman intelektual. Kelompok mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati (FITH) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) juga ikut serta mengikuti program tersebut dan berhasil lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM).
Kelompok tersebut terdiri Fatimah Adiba (Mahasiswa Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam) selaku ketua kelompok, Wahyunita (Mahasiswa Program Studi Bioteknologi), Shobrina (Mahasiswa Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam), dan Firmanzah (Mahasiswa Program Studi Peternakan) berhasil lolos PKM 8 Bidang Dikti Vokasi 2024. Kelompok tersebut mengusung judul ”Green Economy”Pelatihan Pembuatan Produk Hasil Hutan dan Marketing E-Commerce Bagi Kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Pernek untuk mewujudkan Desa konservasi. Penyusunan proposal tersebut dibimbing langsung oleh Abdul Azis, S.Si., M.Si, Dosen Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam, FITH
Fatimah Adiba sebagai ketua kelompok mengatakan bahwa inovasi tersebut berawal dari melimpahnya sumber daya alam yang cukup baik di Desa Pernek, namun belum ada sentuhan teknologinya sehingga value hasil hutan Desa Pernek belum optimal.
“Tentunya itu karena dari potensi hasil hutan non kayu di KPH Batulanteh yang tinggi adalah sumber pendapatan baru bagi warga Desa Pernek, seperti madu hutan, kopi, buah- buahan dan lain sebagainya dengan sistem agroforestri. Hanya baru satu hasil hutan yang dapat dihasilkan, yaitu madu hutan yang dijual secara langsung kepada pembeli tidak tetap (konsumen insidental)” ujar Adiba.
Melimpahnya hasil hutan di Desa Pernek, akan tetapi kurangnya pemanfaatan hasil sumber daya alam di Desa Pernek, juga inovasi yang masih rendah, sehingga warga Desa Pernek mencari sumber alternatif ekonomi yang dianggap lebih prosfektif, yaitu jagung dengan memperluas area tanam hingga melakukan perambahan hutan KPH Batulanteh secara ilegal.
“Maka dari itu tim PKM “Green Economy” melakukan diskusi dengan para kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk menemukan sebuah solusi. Kemudian sepakat untuk memanfaatkan hasil hutan untuk diolah menjadi aneka produk dan Marketing E-Commerce untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan taraf hidup masyarakat Desa Pernek,” tutur Adiba.
Adiba mengungkapkan bahwasanya pemilihan memanfaatkan hasil hutan tersebut bukanlah tanpa alasan. Selain karena hasil hutan Desa Pernek ini memiliki hasil sumber daya alam yang lain yang cukup baik, Desa tersebut bersinggungan langsung dengan hutan KPH Batulanteh.
Adiba bersama tim berharap adanya PKM PM ini dapat menambah wawasan terkait pemanfaatan produk hasil hutan dan marketing E-Commerce,. Lebih lanjut, mampu meningkatkan skill dalam berwirausaha, menciptakan wirausahawan yang mampu bersaing dalam bidang ekonomi, dan dapat membantu perekonomian warga sekitar.
“Dari PKM PM ini kita, khususnya saya banyak belajar hal baru. Sesuatu yang terkadang tidak saya lihat menjadi hal yang menarik untuk saya perhatikan. Semoga adanya PKM ini dapat menjadi gambaran bagi teman-teman FITH lainnya untuk mengikuti PKM tahun depan. Jangan pernah takut gagal untuk mencoba, teruslah berinovasi dan tunjukkan aksi kalian,” ucap Adiba.
“Pulau Sumbawa ini sebenarnya daerah kaya, namun belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga untuk kegiatan ekonomi bertumpu pada sektor pertanian monokultur jagung yang kadang berdampak negatif terhadap ekosistem hutan. Untuk memberikan alternatif sumber pendapatan, kami hadir menjadi pionir perubahan dengan memanfaatkan hasil hutan non kayu yang dikemas modern dan metode marketing kekinian agar meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan taraf hidup masyarakat Desa Pernek.” Ucap Abdul Azis, S.Si., M.Si Dosen Pembimbing PKM-PM.