Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D menjadi salah satu pembicara dalam Konsultasi Publik Rancangan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 yang diadakan oleh Bappeda Provinsi NTB pada Selasa (21/03/2023). Rektor UTS membahas mengenai strategi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Sumbawa yang memfokuskan pada tiga kawasan yang sangat potensial untuk berkembang dimasa depan yakni, potensi pariwisata di wilayah Samota, potensi pertambangan tembaga dan emas di Hu’u Dompu dan potensi pengembangan kawasan Olat Maras sebagai City of Innovation.
“Kawasan Samota adalah kawasan yang sangat berkembang saat ini. Banyak pusat pemukiman dan pariwisata dibangun disana. Oleh karena itu, Kami menvarankan untuk diurus secara serius melalui lembaga otoritas khusus Samota. Lalu pertambangan di Hu’u Dompu yang saat ini sedang tahap eksplorasi perlu benar-benar dipastikan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat Dompu. Total sumber
daya mineral terindikasi sebesar 2,09 miliar ton, yakni 0,86 persen tembaga dan 0,48 gram/ emas (Bede Evans, STM). Berkaca pada KSB, pertambangan memberi dampak besar bagi peningkatan PDRB.” Paparnya.
lebih jauh Chairul Hudaya menerangkan bahwasannya, “Pemerintah Kabupaten tentu akan mendapatkan pemasukan yang cukup besar dari sektor tambang, namun perlu dipikirkan pengelolaannya sehingga dapat meningkatkan indikator-indikator pencapaian, diantaranya menurunnya tingkat kemiskinan dan meningkatnya nilai Indeks Pembangunan Manusia. Di Pulau Sumbawa, pada tahun ini, IPM KSB menduduki peringkat kedua setelah Kota Bima. Terakhir, kami meyakini kawasan Olat Maras akan meniadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan hadirnya kampus UTS. Seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia, kehadiran perguruan tinggi dapat menstimulus berkembangnya sektor yang lain, seperti transportasi, penyediaan perumahan, industri kreatif dan sektor jasa lainnya. Kampus UTS memiliki lahan yang masih terus dapat dikembangkan, ditambah lagi dengan hutan KHDTK sebesar 520 Ha yang belum dioptimalkan.”
Adanya 7 perguruan tinggi di Sumbawa, diperkirakan akan menjadi magnet yang membuat Sumbawa menjadi Kota Pendidikan di Indonesia Timur.