Sumbawa – Fakultas Teknobiologi Universitas Teknologi Sumbawa menerima kunjungan kerjasama berkelas internasional pada hari Selasa, 29 November 2016 lalu. Non-Timber Forest Product – Exchange Programme (NTEP-EP), salah satu organisasi yang bergerak di bidang produksi hasil huta non kayu yang bekerja sama dengan berbagai Negara di kawasan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, India dan Vietnam, ini menjalin kerjasama standarisasai madu hutan Sumbawa dengan Fakultas Teknobiologi UTS. Pertemuan yang diadakan di Ruang Kelas Program Studi Teknobiologi UTS dihadiri oleh perwakilan kedua belah pihak untuk membahas bentuk kersajama yang akan dijalin.
Madu Sumbawa merupakan komoditas non hutan utama yang menjadi ikon daerah Sumbawa, dimana madu Sumbawa telah mendapatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan Indikasi Geografis (GI). Madu Sumbawa telah mendapatkan citra yang baik sebagai produk yang unggul di level nasional. Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada standariasai mutu dari madu Sumbawa yang menjadi kendala utama dalam menembus pasar global. “Diperlukan pembukatian secara ilmiah agar madu Sumbawa dapat menjadi komoditas yang memiliki nilai jual di pasar internasional.” Kata Andi Baso Maruntungi, M.Si, Dekan FTB UTS. Serangkaian penelitian perlu dilakukan untuk menguji kualitas dari madu Sumbawa.
Bentuk kerjasama antara Fakultas Teknobiologi UTS dengan Non-Timber Forest Product –Exchange Programme (NTFP-EP) adalah dimana UTS sebagai intitusi akademik akan melakukan penelitian untuk menguji parameter-parameter standar dalam pengujian kualitas dari madu Sumbawa, sedangkan NTFP-EP nantinya akan menggunakan hasil penelitian dari FTB UTS tersebut untuk memperkuat citra madu hutan Sumbawa sehingga memiliki karakteristik yang khas untuk pasarkan di level global. Bentuk sejumlah penelitian yang dapat dilakukan yakni penelitian mengenai karakteristik sumber pakan, indentifikasi dan karekterisasi jenis mikroba pada madu hutan Sumbawa, dan penelitian kandungan gula dalam madu Sumbawa.
Kerjasama ini akan menjadi langkah baik bagi kedua belah pihak, dimana penelitian-penelitian yang akan dilakukan oleh FTB UTS mendapatkan dukungan dari NTFP-EP. Selain itu, hasil akhir dari bentuk kerjasama ini adalah untuk menaikan nilai mutu dari madu Sumbawa yang akan berdampak pada perekonomian masyarakat daerah Sumbawa, khususnya para petani dan peternak madu hutan Sumbawa. Dengan dikenalnya madu Sumbawa yang memilliki kualitas yunggul di kanca internasional, akan sangat berdampak pada peningkatan perekonomian daerah Sumbawa. (NN/NDP)