Terpilih sebagai 30 Peneliti Indonesia dan Dunia, Dr. Ali Siap Berkontribusi Dalam Program Science Leadership Collaborative 2022.

Kita hidup di masa yang genting. Berbagai krisis, baik alami maupun buatan manusia, telah menyebabkan ketidakstabilan—membahayakan hubungan yang sudah rapuh antara manusia dan bumi tempat kita tinggal. Akademisi dan peneliti dengan kapasitas yang mumpuni untuk mencapai keunggulan ilmiah serta kemampuan untuk menciptakan perubahan menjadi sangat penting untuk memengaruhi kebijakan publik dan membantu memastikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta lingkungan kita.
Untuk merespons kebutuhan ini, The Conversation Indonesia (TCID), dengan dukungan dari The David and Lucile Packard Foundation, berkolaborasi dengan pakar internasional untuk mengembangkan program Science Leadership Collaborative.

Program ini berhasil menseleksi 30 peneliti dari berbagai bidang di Indonesia untuk menjalani program pelatihan kepemimpinan selama sembilan bulan ke depan yang diselenggarakan The Conversation Indonesia. Berada dalam Program bertajuk ‘Science Leadership Collaborative’, para peserta akan mengikuti serangkaian lokakarya dari fasilitator dan tokoh-tokoh sains terkemuka dari dalam dan luar negeri, serta terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendorong kolaborasi antar-peserta.
Dengan menggunakan metode terdepan dan paling mutakhir untuk mengembangkan para peserta terpilih ini untuk menjadi pemimpin yang lebih efektif, menjadi para ahli yang dapat membentuk masa depan bidangnya, ekosistem tempatnya bekerja, dan lebih besar lagi yakni masyarakat Indonesia.

Salah satu peneliti Indonesia yang terplih untuk mengikuti program SLC ini adalah Dr. Ali Budhi Kusuma, S.Si., M.Sc.ALS yang merupakan Dekan dan dosen dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, Universitas Teknologi Sumbawa, di Nusa Tenggara Barat. Ia mendapatkan gelar doktornya pada tahun 2020 dari Newcastle University, Inggris dengan spesialisasi riset pada mikrobiologi di lingkungan ekstrem. Ali juga membentuk Indonesian Center for Extremophile Bioresources and Biotechnology, pusat penelitian mikroorganisme lingkungan ekstrem satu-satunya di Asia Tenggara. Selain itu, ia juga aktif sebagai manajer di Sumbawa Technopark, sebuah kawasan inovasi yang didirikan untuk mendorong penelitian dan pengembangan berkelanjutan di Sumbawa.

Para peneliti yang menjadi peserta program ini akan merasakan apa yang disebut sebagai kepemimpinan transformasional: mereka akan belajar untuk berinovasi, memengaruhi bidang dan komunitasnya, serta memobilisasi sumber daya dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengatasi berbagai permasalahan kompleks yang tengah dihadapi. Luaran yang diharapkan dari ketiga puluh ilmuwan muda Indonesia ini untuk dapat menjadi ilmuwan kelas dunia dengan kapasitas kepemimpinan yang memadai.
Hal-hal yang akan peserta dapatkan dari program ini antara lain; Mempelajari cara memimpin proyek kompleks yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, mengembangkan stretch goals untuk masa depan pekerjaan dan karirnya, mengembangkan kemampuan bernegosiasi, berkolaborasi, dan 

memimpin, lalu memahami hubungan kritis dan pemangku kepentingan di bidangnya agar peserta dapat bekerja secara efektif, baik dengan rekan kerja maupun pimpinan, dalam rangka mencapai tujuannya, mempelajari cara memengaruhi sistem pada tataran senior, baik di sektor pemerintahan, perdagangan, maupun penelitian, mempelajari cara mengelola dan mengembangkan profil dalam penelitian nasional dan internasional dengan memahami media sosial dan cara berbicara dengan target audiens, pengalaman praktis yang akan melatih kemampuan presentasi dan moderasi peserta, juga pendampingan dari ilmuwan senior dan pelatih internasional selama program berlangsung.Terpilihnya Ali dalam program The Conversation Indonesia ini karena Ia memenuhi syarat peneliti muda yang dicari, yaitu, memiliki gelar doktor yang didapatkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, rekam jejak publikasi ilmiah yang jelas, paten, atau bukti keunggulan dalam empat tema penelitian: ilmu kelautan, perubahan iklim, medis dan kesehatan, dan ketahanan masyarakat, kemudian afiliasi dengan institusi yang berbasis di Indonesia. Dimana program ini dibiayai penuh dan akan dilaksanakan secara daring selama sembilan bulan (paruh waktu) di Indonesia mulai Juni 2022. Dalam merancang program ini, TCID berkolaborasi dengan CommonThread, CARI!, Fraendi, RQ Genesis, dan FOCI.

Common Thread sendiri adalah pakar pelatihan eksekutif, fasilitasi, dan pengembangan organisasi dengan pengalaman kolektif selama lebih dari 30 tahun. Jaringan rekanan dan klien mereka tersebar di berbagai negara di Asia, Australia, dan Eropa. Tak jauh berbeda, Fraendi dan RQ Genesis merupakan fasilitator kelas dunia dan pakar dalam pengembangan berbagai kapasitas individu dan organisasi, mulai dari kepemimpinan, kompleksitas berpikir, intervensi sistem, tim dan organisasi, sampai dengan proyek-proyek inovasi. Keduanya memiliki pengalaman kolektif selama puluhan tahun dan telah bekerja bersama berbagai organisasi global seperti Philips Healthcare, The European Commission, Accenture, McKinsey, Shell, HSBC, dan Vodafone.
CARI! adalah perusahaan rintisan Indonesia dengan spesialisasi pada manajemen risiko bencana, analisis risiko & ketahanan dan wawasan berdasarkan penelitian yang terbukti secara ilmiah dan dipublikasikan. Sedangkan FOCI merupakan organisasi non-profit yang bergerak di bidang komunikasi, dengan puluhan tahun pengalaman dalam perumusan strategi komunikasi, layanan kreatif, serta desain dan manajemen kegiatan. FOCI telah bekerja sama dengan berbagai organisasi, beberapa di antaranya adalah The Asia Foundation, Australian Aid, UNESCO-Jakarta, dan Canadian International Development Agency.

Menyambut baik kabar ini, Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph. D menyampaikan apresiasi atas pencapaian dan prestasi yang diraih oleh Dr. Ali. Suatu kebanggaan bagi kami UTS mengetahui bahwa salah satu Dosen sekaligus Dekan kami berhasil masuk dalam daftar 30 peneliti hebat dunia. “Selamat kepada Dr. Ali, ini merupakan hal hebat yang akan sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan kita secara khusus. Kami bangga.” Tutur Rektor

Perilaku Eksisting Masyarakat Peternak di Sepanjang Sungai Brangbiji Sumbawa dalam Penerapan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM)

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (PSTL FTUI),...

Read MoreApril 3, 2024

Asesmen Lapangan Prodi Sosiologi UTS Terlaksana; Upaya Meningkatkan Standar Pendidikan

SUMBAWA – Program Studi Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan...

Read MoreApril 3, 2024

Dua Mahasiswi FTLM Wakili UTS dalam Ajang ON MIPA 2024

Sumbawa, 28 Maret 2024 – Dua mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa...

Read MoreApril 3, 2024

UTS Siapkan Elang Muda Untuk Pilmapres Nasional 2024 Mendatang

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Universitas Teknologi Sumbawa tahun 2024 telah...

Read MoreApril 3, 2024