MERAWAT “KEGEMBIRAAN” MASYARAKAT SUMBAWA PASCA-MXGP

Oleh: Lukmanul Hakim Dosen Fakultas Psikologi dan Humaniora UTS

Keberadaan event Motocross Grand Prix (MXGP) menjadi berkah bagi pemerintah Nusa Tenggara Barat, secara khusus Kabupaten Sumbawa sebagai tempat pelaksanaannya. Sejak ditetapkan waktu pelaksanaannya tanggal 24–26 Juni 2022, berbagai rentetan kegiatan telah dilakukan, dari koordinasi dengan Infront dan Federathion International Motorcykle (FIM) selaku penyelenggara hingga komunikasi dengan pemerintah pusat dan jajaran kementerian terkait. Di sinilah peran strategis Gubernur dalam menghubungkan berbagai pihak. Upaya-upaya tersebut tentunya berdampak pada mobilitas di wilayah tempat dilaksanakannya, dalam hal ini Kabupaten Sumbawa. Sektor Ekonomi khususnya UMKM mendapatkan buahnya. Tidak lebih 200 UMKM ikut andil dengan menyajikan berbagai produk daerah dari makanan, minuman, hingga souvenir/cinderamata dalam bentuk gantungan kunci, topi dan baju dengan logo MXGP. “Alhamdulilah, kami sangat terbantu dengan adanya event ini, semoga ke depan kegiatan serupa terus diselenggarakan,” ungkapan seorang selaku pelaku UMKM sebagaimana dikutip Media Indonesia (https://mediaindonesia.com, 26/06/2022).
Di akhir perhelatan kegiatan, ungkapan kebahagian dan pujian terus mengalir. Selalu ada rasa bangga. Kekaguman dan binar mata hangat datang dari banyak orang, disertai dengan tepukan tangan yang membangkitkan semangat. Bangga menyaksikan event yang selama ini belum pernah terbayangkan dapat dilaksanakan dengan Sukses. Luar biasa!. Buktinya, berhasil dengan jumlah penonton yang diperkirakan tembus 50 ribu orang. Diliput oleh 50 media internasional dari 20 negara peserta. Dan kesemua itu, tentu saja ini menjadi kebanggaan NTB secara khusus dan Sumbawa sebagai tempat pelaksaan kegiatan mendapatkan imbasnya, ujar Ridwah Syah selaku Komandan Lapangan MXGP Samota 2020 (https://www.ntbpos.com, 21/06/2022).
Masyarakat Sumbawa harus bangga memang. Bangga karena Sirkuit dapat berdiri dekat dari pusat kota. Berada pada jalur strategis yang mudah dikenal dan ingat. Nama yang cukup familiar di tengah masyarakat baik yang berasal dari Sumbawa sendiri atau pun luar daerah sumbawa, yaitu kawasan Samota. Samota akronim kata dari nama teluk Saleh, Moyo dan Tambora – yang lebih dikenal sebagai kawasan sentra pengembangan ekonomi maritim dan pariwisata yang terintegrasi. Kawasan tersebut oleh UNESCO tahun 2019 ditetapkan sebagai Cagar Biosfer dunia. Secara administratif berada di kabupaten: Sumbawa, Dompu dan Bima provinsi NTB. Pelaksanaan di kawasan ini, tentu menjadi keuntungan bagi Provinsi NTB dalam mengenalkan dan mengembangkan potensi wisata dari kawasan tersebut. Selain karena pembangunannya ditempat yang indah dan strategis, Sirkuit Samota dipandang sebagai sikuit terbaik dunia dengan track yang menantang. Terdapat 18 tikungan dan 11 tantangan yang menentang sepanjang 1.8 km dengan kountir bukit dan landcape berdekatan dengan laut Flores di bagian Utara (https://radarlombok.co.id, 11/06/2022).

Sisi kebanggaan lainnya adalah datang dari pihak luar Indonesia; penyelenggara MXGP yang menjukkan kekagumannya pada kawasan tempat di mana seri ke-12 MXGP ini dilangsungkan.

Kekaguman pada progres pengerjaan sirkuit, berbagai fasilitas pendukung, hingga destinasi wisata yang tidak jauh dari lokasi. Tak heran, jika dijanjikan tahun depan Indonesia (Sirkuit Samota) menjadi tuan rumah kembali. “Seperti begitu, tapi masih belum resmi diumumkan,” ungkapan bagian dari National Press Officer MXGP of Indonesia, Poppy Senduksebagaimana dikutip www.msn.com Jumat, 24 Juni 2022.
Pelaksanaan Event MXGP ini menjadi satu “kegembiraan kolektif”, di mana masyarakat Sumbawa merasakan dampak dari pelaksanaannya. Kegembiraan yang menggembirakan karena perasaan bersama untuk tujuan bersama. Sukses pelaksanaannya. Namun, bukan semata mata kegembiraan biasa sebagai reaksi tubuh (fisik), melainkan ada perasaan bangga (proud). Perasaan bangga karena wilayahnya (tanah air kelahiran) menjadi tempat kegiatan berskala dunia dilangsungkan.
Kegembiraan masyarakat Sumbawa terhadap keberadaan MXGP bukan semata-mata soal materi dan finansial; karena barang dagangannya terjual, mobilnya tersewakan, tanahnya dimanfaatkan, atau karena hal-hal yang bersifat materil lainnya atau karena masyarakat bisa menonton langsung, tetapi lebih dari sekedar urusan materil. Perasaan gembira yang mendalam, perasaan bangga yang datang dari ‘lubuk hati’ dan menjadi kebaikan yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Perasaan bangga dengan identitas dari “kepemilikan” tanah kelahirannya sebagai tempat terselenggaranya event nasional dan internasional. Perasaan bangga (Feelings of pride) dengan kebaikan inilah adalah perwujudan dari perasaan bahagia (happiness). Kebahagiaan dan kebaikan seperti inilah dalam pandangan Aritoteles (384–322 SM) disebut dengan “Eudaimonia” – sebuah istilah untuk kebaikan manusia yang tertinggi (Ayob, et.all, 2020).
Tepatnya, 6 hari pasca penyelenggaraannya, belum terhitung berapa banyak dampak ekonominya. Yang pasti, masyarakat semakin sadar, percaya diri, dan mulai membaca potensi yang ada. Masyarakat belajar dari apa yang dilihat dan dirasakan selama proses event MSGP sejak awal hingga berakhirnya kegiatan. Menjadi satu proses pembelajaran (learning by process). Dari pengalaman itu, ada semangat dan dorongan dari masyarakat, komunitas pencinta motocross, dan pemerintah Sumbawa agar berbagai event yang serupa dapat dilaksanakan kembali. Berharap event motocross MXGP dapat dilaksanan 2-3 kali dalam setahun. Tentu, saja ‘joke’ ini – candaan tersebut cukup menantang sekaligus menggelitik untuk dapat dilaksanakan, mengingat event tersebut harus melibatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat. Di sinilah, peran pemangku kebijakan dari pemerintah provinsi bersama dengan pemerintah kabupaten Sumbawa dalam “menarik” simpati Tim Infront MXGP selaku promotor pelaksana.
Merawat kembali kegembiraan pasca kegiatan adalah upaya “kolaboratif” berbagai pihak. Melalui semangat “kerja keras”, “kerja cerdas” dan “kerjasama” multipihak diantara Pemerintah (Pusat, provinsi, Kab/kota), multi sectoral (TNI/Polri, DPRD, PUPR, DLHK, Perbankan, BUMN, dll); serta pihak Swasta menjadi kekuatan “kolektif” dalam mengatasi berbagai rintangan–hambatan. Strategi kolaboratif seperti ini menjadi semangat dalam menjemput event-event dunia lainnya untuk dilaksanakan di Sirkuit Samota – Sumbawa.

Perilaku Eksisting Masyarakat Peternak di Sepanjang Sungai Brangbiji Sumbawa dalam Penerapan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM)

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (PSTL FTUI),...

Read MoreApril 3, 2024

Asesmen Lapangan Prodi Sosiologi UTS Terlaksana; Upaya Meningkatkan Standar Pendidikan

SUMBAWA – Program Studi Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan...

Read MoreApril 3, 2024

Dua Mahasiswi FTLM Wakili UTS dalam Ajang ON MIPA 2024

Sumbawa, 28 Maret 2024 – Dua mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa...

Read MoreApril 3, 2024

UTS Siapkan Elang Muda Untuk Pilmapres Nasional 2024 Mendatang

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Universitas Teknologi Sumbawa tahun 2024 telah...

Read MoreApril 3, 2024