Membidik minat mahasiswa sejak dini dapat dilakukan bersama-sama, baik oleh universitas maupun fakultas dan prodi pada lingkup khusus. Pada 18/10/2022 telah dilaksanakan Bussiness Talk “Dare to Start Now” oleh Prodi Bisnis Digital dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTS yang ditujukan untuk para mahasiswa Program Studi (Prodi) Kewirausahaan dan Bisnis Digital, yang selenggarakan di Ruang Multimedia Sience Techno Park (STP). Dengan menghadirkan Pemateri pertama yaitu Ketua Pengurus Koperasi Konsumen Syariah BMT Insan Samawa, Rai Saputra SIP., yang juga Ketua Bidang Waqaf dan Kemandirian Ekonomi MES Sumbawa dan Ketua Dekopinda Sumbawa dengan materi Pertama, ada Bapak Rai Saputra, SIP dengan materi “Langkah Utama memulai Bisnis” dan Pemateri kedua Sherwin Ary Busman SE., M.M., CMA Direktur Kemahasiswaan UTS dengan materi “It’s Time to Start and be a Young Entrepreneur”.
Dibuka secara resmi oleh Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph. D dalam sambutannya, Ia menyampaikan apresiasinya kepada Prodi yang telah menginisiasi program inspiratif ini.
“Terkait prodi kewirausahaan dan digital bisnis, mahasiswa harus lebih banyak mengenal konsep usaha berbasis real dari pelaku usaha. Karena basis usaha titik tekannya lebih pada praktek dibandingkan teori. Sebagai contoh, saat ini pola pengelolaan dana dengan Konsep Ekonomi Syariah telah terbukti banyak memberikan dampak positif untuk penguatan ekonomi masyarakat. Khususnya dalam bidang Sektor usaha real berbasis maslahat jangka panjang. Selamat mengosongkan gelas untuk seluruh peserta. Mahasiswa Harus Berani Menjadi Entrepreneur.” Tutur Chairul.
Dalam penyampaian materi oleh H. Rai sebagai praktisi ekonomi syariah membuka dengan memberikan motivasi tentang kenapa harus berbisnis. “Berdasarkan pengalaman kami sebagai eks karyawan Bank Syariah, memilih berbisnis setelah menjadi karyawan selama 8 tahun lebih, karena dengan berbisnis ada nilai-nilai hidup yang bisa diperjuangkan yang mungkin sulit diwujudkan ketika masih menjadi pegawai. Salah satunya nilai manfaat yang paripurna yang bisa diusahakan untuk sesama,” ungkapnya.
Ia juga memaparkan beberapa hal terkait arti penting membangun iklim ekonomi syariah dalam berusaha, khususnya melalui bisnis lembaga koperasi syariah. Hal ini menjadi penting karena dalam basis ekonomi syariah, ada hal yg tidak tersentuh oleh bisnis lembaga keuangan konvensional yakni basis dalam hal ekonomi sektor real. Dalam kaidah ekonomi syariah, setiap transaksional bisnis harus dilandasi akad yang sesuai dan mewadahi bisnis real yang ditransaksikan. Misal ketika jual beli, maka barang yang ditransaksikan harus jelas baik harga, kualitas maupun mekanisme bayar. Sehingga menjadi landasan terjadi nya akad antara penjual dan pembeli dalam mengkawal perpindahan barang. Begitu pula akad kerjasama usaha dengan basis akad investasi berbagi hasil (musyarakah/ mudorobah).
“Jadi prinsip dalam bisnis ekonomi syariah adalah terkait bagaimana mengkawal produktivitas masyarakat, karena setiap transaksi usaha nya dilandaskan pada basis ekonomi real di masyarakat, mulai dari pengawalan perpindahan barang dan jasa melalui akad jual beli/ jasa dan pengawalan pengerjaan atas sebuah proyek dengan basis akad kerjasama berbagi hasil. Semua ada pakem yang diikhtiarkan sehingga menghindari terjadinya penzaliman atas pihak pihak yang bertransaksi.” Papar Rai.
Program inovatif ini dihadiri sekitar 60 mahasiswa dari Prodi Kewirausahaan dan Bisnis Digital. Dalam kesempatan di sesi tanya jawab peserta yang hadir sangat antusias bertanya dan berharap agenda serupa bisa kembali diselenggarakan.