UTS Hibahkan Lahan 5ha Demi Wujudkan Kawasan Terpadu Nusantara, Tim KTN UTS: “Konsep Sistem Pertanian Terpadu Untuk Pemberdayaan Mitra Deradikalisasi Mampu Kita Wujudkan

Penanganan terorisme sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes) memerlukan usaha ekstra keras dari semua pihak. Semua instansi, baik pemerintah maupun swasta terlebih institusi pendidikan harus fokus dengan perannya masing-masing dalam penanganan terorisme, salah satunya peningkatan kerja sama yang sangat luas dari seluruh lapisan masyarakat. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI) sebagai garda terdepan dalam penanganan hal tersebut secara aktif telah mengembangkan berbagai upaya guna menekan laju radikalisasi yang menjadi muara aksi terorisme, salah satunya mewujudkan implementasi Program Kawasan Terpadu Nusantara (KTN). Dimana pembangunan kawasan KTN ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan eks narapidana teroris (Napiter) dan masyarakat sekitar.

Dalam rangka mengimplementasikan Program Kawasan Terpadu Nusantara (KTN), pada Jumat 02/09/2022 UTS telah menerima kunjungan Tim BNPT dan Tim Kemko Polhukam RI bertempat di Warung NKRI yang berada di lingkungan universitas. Kunjungan kali ini adalah tahap implementasi kerja sama dalam mewujudkan Kawasan Terpadu Nusantara. Tim KTN Universitas Teknologi Sumbawa, yang diketuai oleh Nurul Amri Komarudin Dosen Teknik Lingkungan UTS, dalam kesempatan tersebut telah mengusulkan sebuah konsep pertanian terpadu yang telah dipresentasikan kepada Tim Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI) dan Tim Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Kemko Polhukam RI). Program dengan konsep pertanian terpadu ini dimaksudkan untuk pemberdayaan mitra deradikalisasi dengan harapan dapat menjadi role model dunia dengan mengedepankan ekonomi, edukasi, dan tourism, yang dapat dijadikan sebagai wadah pembelajaran atau edukasi untuk belajar dan bekerja bersama bagi mantan teroris atau mitra deradikalisasi, di dalamnya ada mindset tokoh mempengaruhi tokoh untuk mereduksi paham radikal atau terorisme.

“Universitas Teknologi Sumbawa mengusulkan ‘Konsep Sistem Pertanian Terpadu’ sebagai usulan program pengimplementasian Kawasan Terpadu Nusantara (KTN). 

Sistem pertanian terpadu merupakan sistem integrasi pertanian yang menggabungkan beberapa sektor seperti sektor pertanian, peternakan dan sektor lain (perkebunan, perikanan & kehutanan) sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan marginal dan konservasi lingkungan dan Lahan marginal dapat diartikan sebagai lahan yang memiliki mutu rendah karena memiliki beberapa faktor pembatas jika digunakan untuk suatu keperluan tertentu karena lahan.” Terang Amri.Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) telah menyiapkan lahan seluas 5 ha yang mana lahan tersebut dapat dikategorkan sebagai lahan marginal. Dengan konsep sistem pertanian terpadu Tim KTN UTS telah membuat rencana untuk mengintegrasikan kegiatan pertanian dan peternakan, yang mana pada lahan seluas 5 ha tersebut rencananya akan di tanam pohon jagung, kacang koro dan semangka, dan untuk ternaknya akan dikelola ternak ruminansia besar yaitu sapi dan ruminansia kecil yaitu kambing, sehingga harapannya lahan marginal tersebut terkelola dan termanfaatkan dengan baik untuk mengimplementasikan program kawasan terpadu nusantara (KTN).

Rencana program yang disusulkan oleh Tim KTN Universitas Teknologi Sumbawa tersebut direspon baik oleh Tim BNPT dan Tim Kemenko Polhukam, yang mana harapannya program ini dapat mengahasilkan luaran yang positif seperti terciptanya interaksi positif antara berbagai komponen penyusun (Pertanian, Peternakan) dengan lingkungannya, penyerapan tenaga kerja dari kalangan mitra deradekalisasi sehingga mitra deradikalisasi dapat meningkatkan kemandirian sehingga tingkat kesejahteraannya semakin membaik. Selain itu melalui program ini diharapkan dapat menurunkan bahkan membuat para nafiter bertaubat untuk tidak lagi melakukan aksi teror. Tentunya program ini diharapkan dapat menciptakan kegiatan agrowisata dan edukasi pertanian sehingga UMKM daerah menadi terangkat dan pendapatan masyarakat juga meningkat.

Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D yang didampingi oleh Tim Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri UTS saat kegiatan diskusi berlangsung menyampaikan bahwa UTS sebagai mitra dibidang pendidikan akan terus mendukung upaya deradikalisasi demi terwujudnya kehidupan bermasyarakat yang damai. “Kami yakin dan percaya Konsep Sistem Pertanian Terpadu ini akan memberi dampak nyata bagi nafiter juga masyarakat.“

Perilaku Eksisting Masyarakat Peternak di Sepanjang Sungai Brangbiji Sumbawa dalam Penerapan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM)

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (PSTL FTUI),...

Read MoreApril 3, 2024

Asesmen Lapangan Prodi Sosiologi UTS Terlaksana; Upaya Meningkatkan Standar Pendidikan

SUMBAWA – Program Studi Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan...

Read MoreApril 3, 2024

Dua Mahasiswi FTLM Wakili UTS dalam Ajang ON MIPA 2024

Sumbawa, 28 Maret 2024 – Dua mahasiswi Universitas Teknologi Sumbawa...

Read MoreApril 3, 2024

UTS Siapkan Elang Muda Untuk Pilmapres Nasional 2024 Mendatang

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Universitas Teknologi Sumbawa tahun 2024 telah...

Read MoreApril 3, 2024